6 Tewas dalam Protes Berujung Rusuh di Pusat Detensi Imigrasi Sungai Bakap

6 Tewas dalam Protes Berujung Rusuh di Pusat Detensi Imigrasi Sungai Bakap

Pihak berwenang telah menangkap kembali 391 buronan sementara setidaknya enam dari mereka telah meninggal, kata kepala polisi Kedah. -EPA-EFE-disway.id

KUALA LUMPUR, DISWAY.ID - Lebih dari 500 orang Rohingya melarikan diri dari pusat detensi imigrasi Malaysia di Penang menyusul serangan menjelang yang menewaskan 6 orang.

Departemen Imigrasi Malaysia mengatakan bahwa 528 tahanan telah melarikan diri dari pusat penahanan sementara Sungai Bakap.

Posisi Sungai Bakap yang terletak di perbatasan antara negara bagian Penang dan Kedah, pada pukul 4.30 dini hari WIB.

BACA JUGA:AHY: Meski di Luar Koalisi Partai Demokrat Ingin Pemerintahan Jokowi Berjalan Sukses

Muslim Rohingya adalah kelompok etnis minoritas di Myanmar. Sebagian besar tidak memiliki kewarganegaraan, setelah Myanmar menolak untuk mengakui kewarganegaraan mereka.

Sejak 2015, krisis pengungsi akibat kekerasan sektarian di negara bagian Rakhine Myanmar terhadap Rohingya terus berkecamuk.

Kondisi ini membuat jutaan orang dari kelompok minoritas melarikan diri dari Myanmar ke negara-negara tetangga.

BACA JUGA:Mafia Migor Atur Siasat Cari Selamat, Arief Poyuono: Pak Mendag Dag Dig Dug Ngak Tuh?

Malaysia adalah negara dengan populasi Rohingya terbesar keempat di luar Myanmar, setelah Bangladesh, Pakistan, dan Arab Saudi. Lebih dari 150.000 orang Rohingya tinggal di Malaysia.

Konsentrasi terbesar Rohingya berada di Bangladesh, dengan lebih dari 1,3 juta ditempatkan di kamp-kamp penahanan di sana.

Polisi sejauh ini menolak untuk mengomentari penyebab pelarian yang terjadi pada Rabu 20 April 2022.

BACA JUGA:Ratusan Pengungsi Rohingya Melarikan Diri dari Kamp Imigrasi 

Dilansir Disway.id dari The Star menyebutkan bahwa insiden itu dipicu oleh protes yang berubah menjadi kerusuhan.

Direktur Jenderal Imigrasi Khairul Dzaimee Daud mengatakan para tahanan telah mendobrak pintu utama dan kisi-kisi pusat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: the star

Berita Terkait

Close Ads