JAKARTA, DISWAY.ID - Infeksi varian Omicron dari virus SARS-CoV-2 dikaitkan dengan penyakit pernapasan umum pada anak kecil, yang dikenal sebagai croup.
Ini merupakan komplikasi Covid-19 yang sebelumnya tidak diketahui, menurut sebuah penelitian.
Studi observasional tersebut diterbitkan dalam jurnal Pediatrics baru-baru ini.
Digambarkan, terdapat 75 anak yang datang ke unit gawat darurat (ED) Rumah Sakit Anak Boston dengan croup dan Covid-19 dari 1 Maret 2020 hingga 15 Januari 2022.
Para peneliti mencatat bahwa beberapa kasus sangat parah, membutuhkan rawat inap dan lebih banyak dosis obat dibandingkan dengan croup yang disebabkan oleh virus lain, menambahkan bahwa lebih dari 80 persen terjadi selama periode Omicron.
”Ada gambaran yang sangat jelas dari saat Omicron menjadi varian dominan hingga saat kami mulai melihat peningkatan jumlah pasien croup,” kata penulis pertama studi Ryan Brewster, dikutip Disway.id. dari Boston Children's Hospital dan Boston Medical Center, Jumat 18 Maret 2022.
Croup, juga dikenal sebagai laringotrakeitis, adalah penyakit pernapasan yang umum terjadi pada bayi dan anak kecil.
Penyakit ini ditandai dengan batuk menggonggong yang khas dan kadang-kadang berisik, napas bernada tinggi yang dikenal sebagai stridor.
Kondisi itu terjadi ketika pilek dan infeksi virus lainnya menyebabkan peradangan dan pembengkakan di sekitar kotak suara, tenggorokan, dan saluran bronkial.
”Dalam kasus yang parah, termasuk beberapa yang terlihat di Boston Children's, croup dapat membahayakan pernapasan,” kata para peneliti dalam jurnal tersebut.
Studi sebelumnya tentang Covid-19 pada hewan telah menemukan bahwa varian Omicron memiliki lebih banyak preferensi untuk saluran napas bagian atas daripada varian sebelumnya, yang terutama menargetkan saluran pernapasan bagian bawah.
“Ini mungkin menjelaskan munculnya croup yang tiba-tiba selama gelombang Omicron,” kata Brewster.
Sebagian besar anak-anak dengan Covid-19 dan croup berusia di bawah 2 tahun, dan 72 persen adalah anak laki-laki. Kecuali satu anak dengan virus flu biasa, semua anak lainnya terinfeksi SARS-CoV-2.
Meskipun tidak ada anak yang meninggal, sembilan dari 75 anak dengan croup terkait Covid-19 (12 persen) perlu dirawat di rumah sakit dan empat di antaranya (44 persen, atau 5 persen dari total) memerlukan perawatan intensif.
Sebagai perbandingan, sebelum Covid-19, kurang dari 5 persen anak-anak dengan croup dirawat di rumah sakit, dan di antara mereka, hanya 1 hingga 3 persen yang memerlukan intubasi.