Ini Perbedaan Hisab dan Rukyat, 2 Metode Penentu Awal Ramadan Muhammadiyah dan Pemerintah

Jumat 01-04-2022,18:12 WIB
Reporter : Aulia Nur Arhamni
Editor : Aulia Nur Arhamni

JAKARTA, DISWAY.ID - Hisab dan rukyat digunakan untuk penentu awal ramadan, kedua metode itu dipakai untuk mendapatkan hasil yang paling akurat.

Diketahui, Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah.

Sedangkan Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, penampakan bulan sabit yang tampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak (konjungsi).

 BACA JUGA:Jangan Lupa Mandi Wajib dan Keramas Sebelum Berpuasa, Begini Doanya

Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. Rukyat dilakukan setelah Matahari terbenam. Hilal hanya tampak setelah Matahari terbenam (maghrib), karena intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding dengan cahaya Matahari, serta ukurannya sangat tipis.

Apabila hilal terlihat, maka pada petang (maghrib) waktu setempat telah memasuki bulan (kalender) baru Hijriyah.

Namun jika hilal tidak terlihat maka awal bulan ditetapkan mulai maghrib hari berikutnya.

 BACA JUGA:Lord Adi Masterchef Kembalikan Uang dari Indra Kenz ke Polisi, Jumlahnya Fantastis?

Diketahui, pemerintah Indonesia menggunakan metode hisab dan rukyatul hilal untuk menentukan awal puasa Ramadhan 2022.

Sementara itu, Muhammadiyah sudah menetapkan 1 Ramadhan 1443 H jatuh pada tanggal 2 April 2022.

Tahapan sidang isbat:

BACA JUGA:Polda Banten Umumkan Jadwal Pendaftaran dan Persyaratan Taruna Akpol 2022

1. Pemaparan posisi hilal

Pertama, pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1443 H. Pemaparan dilakukan Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag mulai pukul 17.00 WIB.

2. Sidang Isbat

Kedua, pelaksanaan Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1443 Hijriah. Sesi ini digelar secara tertutup setelah Salat Magrib.

Selain data hisab, sidang isbat juga akan merujuk pada hasil rukyatul hilal atau konfirmasi yang dilakukan Tim Kemenag pada 78 lokasi di seluruh Indonesia.

3. Konferensi pers

Ketiga adalah konferensi pers hasil sidang isbat. Konferensi pers tersebut akan disiarkan secara langsung oleh TVRI dan akun media sosial yang dimiliki Kemenag.

BACA JUGA:Putin Wajibkan Beli Gas Rusia Pakai Rubel Mulai Jumat 1 April 2022

Diketahui, sidang isbat kali ini digelar secara luring dengan Jumlah peserta yang hadir dibatasi sesuai ketentuan protokol kesehatan.

Hal itu diungkapkan oleh Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin di Jakarta, Senin 14 Maret 2022.

“Karena masih pandemi, sidang akan kembali digelar secara hybrid, dalam arti gabungan antara daring dan luring dengan menerapkan protokol kesehatan," ujar Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin di Jakarta.

Kategori :