Al Ghina, yaitu kekayaan hati, sehingga tidak merasa bergantung dan terlalu mengharapkan apa yang ada di tangan manusia, melainkan bergantung dan berharap pada apa yang ada di tangan Allah
Pembaca yang budiman, mengapa al huda dan at tuqaa lebih didahulukan untuk diminta? Nah, ketahuilah bahwa ternyata urutan dari 4 hal yang diminta tadi pun ada rahasianya. Simak penjelasan Ibnu ‘Allan berikut ini: “Al Huda (petunjuk) didahulukan karena dialah landasan, dan ketaqwaan dibangun di atasnya. Sedangkan digandengkannya al ‘afaaf kepada al huda, ini merupakan penggandengan sesuatu yang khusus kepada sesuatu yang umum, dalam rangka menegaskan hal yang khusus tersebut. Karena nafsu, memiliki kecenderungan untuk mengajak kepada lawan dari al ‘afaaf (yaitu maksiat dan keburukan). Maka seorang hamba hendaknya meminta pertolongan Allah untuk meninggalkannya. Nah, setelah sempurna permintaan-permintaan yang terkait dengan agama, maka selanjutnya permintaan ditujukan untuk sebagian perkara dunia, yaitu al ghinaa, merasa cukup atau tidak ada perasaan merasa butuh kepada makhluk” (Dalilul Falihin, 7/275).
At Thibbiy juga menjelaskan rahasia lainnya, “Dimintanya al huda dan at tuqaa secara mutlak untuk meraih petunjuk yang semestinya diterapkan dalam mendapatkan penghidupan, perbekalan dan akhlak-akhlak mulia. Dan juga petunjuk untuk menghindari apa-apa yang semestinya dijauhi dalam melakukannya, baik baik berupa syirik, maksiat dan akhlak-akhlak tercela. Adapun meminta al ‘afaaf dan al ghina adalah penyebutan yang lebih khusus setelah disebutkan yang lebih umum” (dinukil dari Tuhfatul Ahwadzi, 9/324).
Subhaanallah… ternyata doa yang singkat ini adalah doa yang mengumpulkan hal-hal yang bisa meraih banyak kebaikan agama dan kebaikan dunia bagi seseorang. Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di juga menjabarkan bagaimana dahsyatnya doa ini, beliau berkata: “Doa ini merupakan diantara doa yang paling padat dan paling bermanfaat. Karena di dalamnya terkandung permintaan kebaikan agama dan kebaikan dunia. Sebab, yang dimaksud al hudaa adalah ilmu yang bermanfaat, at tuqaa adalah amal shalih dan meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Dengan dua hal ini, terwujudlah kebaikan agama. Karena hakikat agama adalah ilmu yang bermanfaat dan pemahaman yang benar, dan inilah al hudaa, serta menegakkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, dan inilah at tuqaa.
Sedangkan permintaan al ‘afaaf dan al ghina mengandung ketercukupan diri dari makhluk dan tidak bergantungnya hati kepada mereka. Lalu merasa cukup dengan Allah dan rizki dari Allah, serta qana’ah dengan apa yang diberikan Allah, dan meminta segala kecukupan yang bisa membuat hati seorang hamba tenang. Dengan semua ini, sempurnalah kebahagiaan dunia dan kelapangan hati. Inilah kehidupan yang thayyibah. Barangsiapa yang diberi rizki oleh Allah berupa al hudaa, at tuqaa, al ‘afaaf dan al ghinaa ia telah mendapatkan dua kebahagian dan ia mendapatkan semua yang hal diinginkan serta terhindar dari semua hal yang tidak disukai. Wallahu a’lam” (Bahjah Qulub Al Abrar, 205).
Menariknya di sini As Sa’di menjelaskan bahwa hidayah adalah ilmu dan taqwa adalah amal shalih. Seseorang dikatakan mendapatkan hidayah ketika ia berilmu, dan bertaqwa ketika mengamalkan agama berdasarkan ilmu. Bukan karena ikut-ikutan, hawa nafsu atau berdasarkan opini masing-masing. Oleh karena itu, Thalq Bin Habib Al’Anazi mengatakan:
العَمَلُ بِطَاعَةِ اللهِ، عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ، رَجَاءَ ثَوَابِ اللهِ، وَتَرْكِ مَعَاصِي اللهِ، عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ، مَخَافَةَ عَذَابِ اللهِ
“Taqwa adalah mengamalkan ketaatan kepada Allah dengan cahaya Allah (dalil), mengharap ampunan Allah, meninggalkan maksiat dengan cahaya Allah (dalil), dan takut terhadap adzab Allah” (Siyar A’lamin Nubala, 8/175).
BACA JUGA:Simak! 5 Camilan Sehat Rendah Kolestrol, Yuk Buruan Dicoba Nih
Demikian, mudah-mudahkan kita diberi hidayah oleh Allah untuk dapat mengamalkan doa ini dalam keseharian kita. Terutama dibaca di waktu-waktu yang mustajab seperti ketika sepertiga malam yang akhir, di antara adzan dan iqamah, diwaktu bersujud atau sebelum salam dalam shalat, ketika hujan dan waktu-waktu mustajab lainnya. Semoga kita diantara para hamba yang mendapatkan kebahagiaan dunia dan kelapangan hati. Wabillahi at taufiq wa sadaad.
Penjelasan di Atas Dikutip dari Judul: Doa Meminta Petunjuk, Ketaqwaan, Iffah dan Kekayaan