JAKARTA, DISWAY.ID - Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait perang Rusia vs Ukraina.
Dengan tegas, Edy mengatakan, jika dirinya menjadi Presdien Rusia, Vladimir Putin, ia sudah menyerang Ukraina sejak tiga tahun lalu.
Rusia sendiri melakukan invasi ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 yang lalu. Hingga kini invasi itu masih terus dilakukan.
"Saya ditanya, bagaimana pendapat bapak pengaruh ekonomi terkait diserangnya Ukraina oleh Putin. Saya katakan, kalau saya yang jadi Putin, sudah tiga tahun yang lalu Ukraina saya serang," tegas Edy.
BACA JUGA:Ridwan Kamil Bagikan Cerita Semangat Eril dalam Menginspirasi Anak Muda, 'Kami Muda, Siap Aksi'
Menurut Edy, Ukraina yang merupakan negara kecil telah mengganggu stabilitas negara Rusia.
"Ada negara kecil yang mengganggu stabilitas. Negara kecil yang mengatur dan segala macam. Makanya saya tak menjadi presiden Rusia," ujarnya.
Pernyataan itu disampaikan Edy saat menjadi keynote speaker pada kegiatan Sumatranomic ke-3 yang diadakan Bank Indonesia (BI) di Medan, Senin 6 Juni 2022.
Awalnya, Edy berbicara tentang dampak Pandemi Covid-19 pada perekonomian Sumatera Utara.
Menurut eks Pangkostrad tersebut ekonomi Sumut harus mulai ada perbaikan.
"Ekonomi kita perlu dipertanyakan perlu perbaikan. Yang katanya covid, akibat covid, terus Rusia nyerang Ukraina. Macam itu lah," kata Edy.
BACA JUGA:Petinggi Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Baraja Ditangkap di Lampung,
Edy menilai, invasi Rusia ke Ukraina turut mempengaruhi perekonomian Sumut.
Kendati begitu, kata Edy pengaruhnya tidak terlalu besar.
"Pengaruhnya kecil lah. Migas dari Rusia, minyak dari Rusia, tak juga kita jual minyak kok," ujarnya.