JAKARTA, DISWAY.ID – Setelah mengungkapkan akan segera melakukan pengambil alihan, Elon Musk ancam batalkan beli Twitter jika tidak terbuka dengan akun palsunya.
Hal tersebut diungkapkan oleh pengacara Elon Musk karena Twitter tidak jujur dalam memberi tahukan tentang data akun palsu yang ada.
Akibat hal tersebut, Elon Musk ancam batalkan beli Twitter dengan kesepakatan yang mencapai 44 miliar dolar Amerika jika platform media sosial tersebut tidak memberikan data yang diminta tterkait akun bot dan spam.
BACA JUGA:Elon Musk Minta Data Akun Bodong yang Diketahui Twitter, Jika Tidak ini Ancamannya
Dalam sebuah surat ke Twitter pada hari Senin, pengacara Tesla dan CEO SpaceX menuduh perusahaan menolak dan menggagalkan hak informasi di bawah perjanjian untuk membeli platform.
“Ini jelas merupakan pelanggaran material terhadap kewajiban Twitter berdasarkan perjanjian merger dan Mr. Musk memiliki semua hak yang dihasilkan darinya, termasuk haknya untuk tidak menyelesaikan transaksi dan haknya untuk mengakhiri perjanjian merger,” tulis pihak pengacara.
Dilansir dari aljazeera.com, Twitter sendiri mengatakan pihaknya bermaksud untuk mejalani kesepakatan dengan harga dan persyaratan yang disepakati.
"Twitter akan terus bekerja sama berbagi informasi dengan Musk untuk menyelesaikan transaksi sesuai dengan ketentuan perjanjian yang telah disepakati," kata pihak Twitter pada 6 Juni 2022.
BACA JUGA:Putin Bayar Rp 1 Miliaran pada Keluarga Tentara yang Tewas di Ukraina
Pada bulan April lalu, dewan Twitter dengan suara bulat setuju untuk menjual platform ke Musk seharga 44 miliar dolar Amerika, tetapi kesepakatan itu masih memerlukan persetujuan pemegang saham.
Dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan kesepakatan pada waktu itu, Musk mengatakan akan menghapuskan bot spam dan akan menjadi salah satu prioritas utamanya untuk platform ini.
Namun bulan lalu, Musk mengatakan akuisisi tersebut ditunda karena masalah tersebut.
"Kesepakatan Twitter untuk sementara ditangguhkan, detail yang mendukung perhitungan bahwa akun spam atau akun palsu memang mewakili kurang dari 5 persen pengguna," tulis Musk di Twitter pada 13 Mei.
Namun Musk kemudian menambahkan bahwa dia tetap berkomitmen pada kesepakatan yang telah terjadi.