JAKARTA, DISWAY.ID - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membubarkan diri saja jika dirasa tidak mampu meredam invasi Rusia ke negaranya.
Pernyataan keras itu, ia lontarkan di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Di forum itu ia mendesak PBB segera bertindak menghentikan invasi yang dilakukan Rusia terhadap negaranya.
Dalam forum itu ia menceritakan kekejaman yang dilakukan Rusia di kota-kota Ukraina seperti Bucha sama dengan perbuatan teroris, seperti kelompok Negara Islam (ISIS).
BACA JUGA:Duh! Harga Daging Sapi Mulai Merangakak Naik Jadi Rp 143 Ribu per Kilogram
BACA JUGA:Prediksi Villarreal vs Bayern Muenchen: Nagelsmann Tak Ingin Senasib Seperti Juventus
"Jika tidak ada solusi dan tidak ada pilihan, maka opsi selanjutnya silahkan Anda membubarkan diri sama sekali. PBB bisa dibubarkan begitu saja," kata Zelensky seperti dikutip dari AFP, Rabu 6 April 2022.
"Hadirin sekalian, apakah Anda siap untuk menutup PBB? Dan waktu hukum internasional telah berlalu? Jika jawaban Anda tidak, maka Anda harus segera bertindak," sambungnya.
Dalam forum itu, Zelensky juga memberikan gambaran mengerikan tentang kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Rusia terhadap warga sipil Ukraina di Bucha.
"Warga Ukraina dibunuh di apartemen mereka oleh tentara Rusia," ujarnya.
"Perempuan diperkosa dan dibunuh di depan anak-anak mereka, lidah mereka dicabut hanya karena para penyerang tidak mendengar apa yang ingin mereka dengar dari mereka," ucapnya.
Sementara itu Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, perang di Ukraina memang harus berhenti sekarang. Pasalnya, perang itu sudah menimbulkan dampak global yang sangat besar.
BACA JUGA:Manfaat Kompor Listrik Bagi Pengguna hingga Negara, Apa Kelebihannya?
BACA JUGA:Prediksi Villarreal vs Bayern Muenchen: Nagelsmann Tak Ingin Senasib Seperti Juventus
Salah satunya terhadap melonjaknya harga pangan, energi dan pupuk. Lonjakan itu sudah mempengaruhi kehidupan 1,2 miliar orang di 74 negara dunia.
"Perang di Ukraina harus berhenti sekarang. Salah satu tantangan terbesar yang pernah ada bagi tatanan internasional. Kami membutuhkan negosiasi serius untuk perdamaian, berdasarkan prinsip-prinsip Piagam PBB," pungkasnya.