Inggris dan Amerika Kelimpungan Imbas Mengembargo Rusia Hingga Harga BBM Mahal

Minggu 12-06-2022,14:31 WIB
Reporter : Khomsurijal Wahibudiyak
Editor : Khomsurijal Wahibudiyak

Pada Mei 2022 misalnya, diperkirakan pertukaran rubel-yuan mencapai 25,91 miliar yuan atau setara USD 3,9 miliar. 

Pertukaran yang terjadi di pasar spot Moskow secara bulanan itu, melonjak 12 kali lipat dibandingkan Februari 2022, saat Rusia pertama kali menyerang Ukraina.

Seiring dengan itu, pertukaran dolar-rubel turun ke level terendah dalam 10 tahun terakhir. 

Akibatnya rubel menguat 118 persen terhadap dolar AS, terhitung sejak Maret 2022 hingga Mei 2022.

“Pemain utama di pasar transaksi yuan-rubel adalah perusahaan dan bank, tetapi ada juga minat yang tumbuh dari investor ritel,” kata pengamat pasar uang di bank Rusia, Sberbank CIB, Yuri Popov, Sabtu 11 Juni 2022.

BACA JUGA:Luhut Bungkam Fadli Zon Cs yang Sebut Bak Menteri Koordinator Segala Urusan

“Volume transaksi rubel-yuan di pasar spot bursa Moskow telah melonjak. Ini karena kekhawatiran sanksi, serta niat Rusia dan China untuk mendorong penggunaan mata uang nasional dalam perdagangan bilateral,” tambahnya.

Eksodus massal merek-merek internasional asal AS dan negara Barat, membuat bisnis Rusia beralih ke barang-barang produk Tiongkok. 

Sementara itu, ketegangan antara Tiongkok dan AS terkait masalah Taiwan, juga mendorong peningkatan penggunaan yuan di pasar global.

Kategori :