JAKARTA, DISWAY.ID - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut mendukung baik ketetapan PBB yang telah menetapkan tanggal 15 Maret sebagai ‘Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia’.
Menurut Gus Yaqut, segala bentuk Islamofobia memang harus diperangi.
"Kemenag menyambut baik dan mendukung ketetapan PBB. Segala bentuk Islamofobia memang harus diperangi," ujar Gus Yaqut, pada Jumat 18 Maret, dikutip dari PMJ NEWS.
BACA JUGA:Langsung 'Sold Out', Perusahaan Ini Keluarkan Parfum Aroma Kentang Goreng
Menurut Menag, ketakutan yang ditujukan kepada agama, harus diperangi.
Sebab, itu adalah salah satu faktor yang mengancam kerukunan dan harmoni antarumat beragama.
“Segala bentuk gelombang ketakutan terhadap agama, harus diperangi," ucapnya.
BACA JUGA:Apes! Rumah Indra Kenz di Alam Sutera Tangsel Ikut Disita, Bareskrim: Polri akan Terus Mengejar...
Istilah Islamofobia sendiri sering dipahami sebagai gelombang prasangka, diskriminasi, ketakutan, dan kebencian terhadap Islam dan muslim.
Yaqut berharap keputusan PBB ini bisa menjadi momentum bagi umat Islam, untuk berada di garda terdepan dalam mengatasi berbagai permasalahan dunia.
Umat Islam harus dapat menunjukkan tingkah laku yang sesuai dengan prinsip Islam yang cinta damai. Demikian juga umat agama lainnya, untuk menunjukkan sikap sesuai ajaran agamanya masing-masing yang tentu juga mengedepankan persaudaraan dan kedamaian.
BACA JUGA:Tetanggaan dengan Airin di Serpong, Aset Indra Kenz Senilai Rp7,8 Miliar Disita Polisi
"Penting bagi umat seluruh agama untuk memastikan bahwa kerukunan, perdamaian, dan harmoni adalah ajaran universal agama. Sudah semestinya semua bergerak bersama dalam menciptakan persaudaraan kemanusiaan, bukan perpecahan dan permusuhan,” jelas Menag.
"Tidak ada ajaran agama manapun yang membenarkan tindakan kekerasan, apa pun motifnya. Memuliakan nilai kemanusiaan adalah esensi ajaran semua agama,” sambungnya.
Ikhtiar mewujudkan perdamaian dunia, lanjut dia, harus terus diupayakan. Sebagai bagian dari upaya itu, pihaknya kini tengah terus berupaya menjalin komunikasi dengan dua tokoh agama dunia, Grand Syekh Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb dan Pemimpin Gereja Vatikan Paus Fransiskus.