Sepanjang TNI-Polri solid tetap mendukung dan berada di belakang Presiden Jokowi akan sulit memaknai gerakan itu sebuah upaya melengserkan Presiden Jokowi.
”Jangan melihat kang mas Jokowi itu kurus ya. Lihat di belakangnya, solid, dan people power yang dibangun saat ini tidak akan pernah terjadi apalagi melengserkan Jokowi, itu hanya mimpi,” timpalnya.
Bahkan pria yang gemar mengkoleksi keris itu, memprediksi demo 11 April 2022 tidak sebesar yang digembar-gemborkan di media.
”Ya, karena sepertinya sifatnya hanya pemanasan. Namun jangan dianggap enteng karena aksi-aksi turun Jokowi hampir masif di luar Jakarta,” terang Arief Poyuono
Sementara itu, Fadjroel Rachman mantan aktivis 98 meyakini tidak ada sedikit pun kalimat Presiden mengamini wacana perpanjangan presiden 3 periode termasuk langkah menunda pemilu atau Pilpres 2024.
”Presiden Jokowi tegak lurus dengan reformasi dan menjunjung tinggi konstitusi, dan berkali-kali ia sampaikan menolak,” terang eksponen reformasi sekaligus korban dari rezim totaliter antidemokrasi orde baru saat berada di ITB dan UI.
Mantan Juru Bicara Presiden Joko Widodo yang pernah dibuang ke Nusakambangan kemudian dijebloskan ke penjara Sukamiskin, oleh rezim Soeharto itu mengaku kenal dengan karakter Jokowi.
Persis saat Jokowi menjadi wali kota Solo. Dirinya pula yang ikut mengajak Jokowi berpartisipasi dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta dilanjutkan menjadi tim sukses Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019.
”Saya merasa sehati dan sejiwa dengan Presiden Jokowi untuk menuntaskan seluruh agenda reformasi 1998, tidak ada niat apalagi terbersit memperpanjang masa jabatan dan menunda Pemilu 2024,” timpal pria yang kini duduk sebagai duta besar Kazakhstan.
Tentu saja, sebagai eksponen reformasi 1998 Fadjroel Rachman mengapresiasi sikap Presiden Jokowi yang meminta menteri Kabinet Indonesia Maju untuk berhenti menyuarakan urusan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.
”Ini senafas dengan pandangan saya. Dua periode harga mati,” tutup Fadjroel Rachman.
BACA JUGA: Disway Baru