JAKARTA, DISWAY.ID - Pasukan Ukraina dipukul mundur oleh militer Rusia dari pusat kota industri, Severodonetsk.
Dilansir AFP, Selasa 14 Juni 2022, Severodonetsk dengan Lysychansk adalah dua kota terakhir di Lugansk yang sebelumnya masih berada di bawah kendali Ukraina.
Gubernur Lugansk, Sergiy Gaiday menyatakan, pasukan Rusia telah mengumpulkan lebih banyak peralatan tempur untuk mengepung Severodonetsk.
"Mereka mendesak pasukan kami dari pusat kota dan melanjutkan penghancuran kota kami (Severodonetsk)," kata Sergiy Gaiday.
"Pusat industri kimia, Azot, dihuni banyak penduduk sipil. Mereka dikabarkan telah mengungsi dan terlindungi," sambungnya.
BACA JUGA:Kim Jong Un Beri Dukungan Terbuka ke Putin, Perang Dunia ke-3 Makin Nyata!
Sementara di Lysychansk, aksi bombardir Rusia telah menewaskan tiga warga sipil termasuk bocah laki-laki usia enam tahun.
Sebelumnya, jembatan yang menghubungkan Severodonetsk dengan Lysychansk telah dibom oleh Rusia pada Minggu 12 Juni 2022 waktu setempat.
Situasi itu membuat warga sipil yang masih ada di kota itu terjebak dan pasokan kemanusiaan tidak bisa disalurkan ke kota industri tersebut.
Diakui oleh Gaidai bahwa sekitar 70 persen wilayah kota Severodonetsk kini dikuasai Rusia.
Ukraina sebelumnya melontarkan seruan yang semakin mendesak untuk pengiriman lebih banyak senjata berat dari negara-negara Barat untuk membantu mempertahankan kota Sievierodonetsk dari Rusia.
BACA JUGA:Arab Saudi Cabut Kewajiban Gunakan Masker di Ruangan Tertutup, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi?
Presiden Volodymyr Zelensky, pada Senin 13 Juni 2022 malam, menyebut pertempuran di Donbas bagian timur akan tercatat sebagai yang paling brutal dalam sejarah Eropa.
Wilayah Donbas yang terdiri atas Luhansk dan Donetsk diketahui diklaim oleh separatis pro-Rusia sejak tahun 2014 lalu.
"Bagi kita, harga dari pertempuran ini sangat mahal. Ini mengerikan," sebut Zelensky.