LAMPUNG, DISWAY.ID-- Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atas Sistem Informasi Geografis Toko Oleh-Oleh Khas Lampung.
Sistem informasi geografis tersebut merupakan karya inovasi mahasiswa program studi S1 Teknologi Informasi dan S1 Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer (FTIK) Nurul Hafiza dan Dimas Prastyo (S1 Teknologi Informasi) serta Yopita Anggela (S1 Sistem Informasi).
Mereka menciptakan Sistem Informasi Geografis (SIG) berupa layanan berbasis lokasi dapat digambarkan sebagai suatu layanan yang berada pada pertemuan tiga teknologi, yaitu Geographic Information System, Internet Service dan Mobile Devices.
BACA JUGA: Orang Pertama Pemukul Ade Armando Ditangkap di Tangerang Selatan
Karya tersebut dikembangkan berdasarkan permasalahan yang ditemui di masyarakat, khususnya Kota Bandarlampung.
Berdasar observasi yang dilakukan, masyarakat dan wisatawan masih mengalami kesulitan dalam mengetahui tempat serta informasi toko oleh-oleh yang beredar.
Dosen Universitas Teknokrat Indonesia Andi Nurkholis M Kom menyebutkan, ide inovasi muncul dan tercipta berdasar permasalahan yang terdapat pada masyakarat Kota Bandarlampung.
BACA JUGA: Komunitas TIOCI Wakaf 1000 Mushaf Al Quran dan Santunan Anak Yatim di Bekasi
Di mana, belum adanya media informasi yang merangkum toko oleh-oleh beserta rute menuju lokasi tersebut.
“Padahal, hal tersebut sangat penting bagi UMKM toko oleh-oleh untuk lebih meningkatkan dan menyebarluaskan penjualannya. Peningkatan tersebut tentu saja juga akan mempengaruhi pertumbuhan perekonomian pariwisata,” kata Andi Nurkholis, Rabu 13 April 2022.
Solusi dari permasalahan tersebut, perlunya penerapan teknologi informasi dalam media informasi toko oleh-oleh Kota Bandarlampung.
BACA JUGA: Sandiaga Uno: Kemenparekraf Targetkan 30 Juta Pelaku UMKM Gabung e-Katalog LKPP
“Sehingga muncul ide inovasi sistem informasi geografis toko oleh-oleh khas Lampung yang sesuai kebutuhan dari masyarakat. Khususnya para wisatawan. Bagi mahasiswa, ini juga merupakan sarana yang sangat tepat untuk mengasah softskill/keahlian lebih baik lagi, khususnya dalam bidang pengembangan sistem dengan berdasarkan masalah nyata”, jelas Andi.
Menurut dia, mahasiswa merupakan problem solver yang memiliki critical thinking yang artinya mampu berpikir kritis terhadap keadaan sekitar.
“Jika terdapat suatu masalah, maka mahasiswa sejatinya mampu untuk mengidentifikasi hal tersebut. Kemudian menyelesaikannya secara cepat dan tepat. Seperti halnya sistem informasi geografis yang telah diciptakan. Merupakan bukti nyata bahwa mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia mampu menganalisa permasalahan masyarakat sekitar yang kemudian dimunculkan ide inovatif untuk menyelesaikannya,” paparnya.