Menurutnya semua itu kembali lagi hanya persoalan tentang nama saja dan jangan diidentikan dengan suatu agama tertentu.
"Bisa jadi kalau nasi biryani atau nasi kebuli orang-orang di Lebanon yang non Islam, bisa jadi lawuk yang ada di nasi itu babi juga gitu loh," papar Islah.
BACA JUGA:Heboh! Lee Minho Nikahi Gadis Indonesia, Maharnya Bikin Bikin Melongo
"Nah orang-orang Lebanon yang non-muslim itu kan juga memakan makanan non-halal, yang sama makananya dengan makanan orang-orang Arab yang muslim. Bedanya ada di ingridents-nya, di kandungannya," sambungnya.
Lebih lanjut, Islah melihat persoalan ini adalah tentang edukasi dan open minded alias keterbukaan berpikir manusia.
Islah juga melihat adanya makanan non halal yang diolah dengan cara masakan khas Melayu di Malaysia, tetapi tidak ada masyarakatnya yang marah atau protes.
"Itu hak orang masing-masing untuk memakan makanan yang sesuai dengan selera mereka dengan bumbu-bumbu mereka," terangnya.