Tidak berhenti sampai di situ, orang Minangkabau terus melakukan pengolahan gulai hingga menjadi rendang.
Rendang diyakini menjadi masakan yang tersebar luas sejak orang Minang merantau dan berlayar ke Malaka pada abad ke-16.
Sejak dahulu, rendang telah menjadi masakan tradisi masyarakat Padang, yang kerap dihidangkan dalam berbagai acara adat.
BACA JUGA:Musim Libur Tiba, 5 Rekomendasi Glamping di Bogor Ini Bisa Jadi Pilihan Liburan Seru
Rendang Memiliki Filosofi
Bukan hanya sebagai hidangan, rendang juga memiliki filosofi, lho. Orang Minangkabau percaya, rendang memiliki 3 filosofis penting, yaitu kesabaran, kebijaksanaan, dan ketekunan.
Ketiganya dibutuhkan dalam proses memasak rendang. Kesabaran menunggu proses masak yang lama.
Lalu kebijaksanaan dalam menentukan bahan dan takaran. Serta ketekunan, untuk terus mengaduk bahan sampai menjadi satu hidangan.
BACA JUGA:Setelah Menikah, Wanita 37 Tahun Ini Mengaku Hamil Oleh Suaminya dari Boneka
Bukan hanya enak, ternyata rendang memiliki sejarah dan filosofi yang kuat, ya. Tak heran, hidangan ini menjadi 'kasta tertinggi' bagi orang Minangkabau.