Mengapa Mayoritas Orang Indonesia Mendukung Rusia? Para Akademisi Beberkan Pandangannya

Minggu 20-03-2022,08:10 WIB
Reporter : Syaiful Amri
Editor : Syaiful Amri

Sebagian besar ketidakpercayaan berasal dari periode setelah 9/11 dan tanggapan Indonesia terhadap apa yang disebut 'Perang Melawan Teror' AS di negara mayoritas Muslim itu.

”(Orang Indonesia Pro-Rusia) tidak menyukai dan mempercayai Amerika Serikat. Orang-orang melihat AS menyerang Afghanistan dan Irak di masa lalu karena alasan yang dianggap dibuat-buat seperti konspirasi 9/11 dan kurangnya Senjata Pemusnah Massal [digunakan sebagai dalih untuk perang di Irak,” jelasnya. 

”Ini berdampak pada mereka mempertanyakan kredibilitas sumber berita, dalam arti media massa AS. Banyak yang menyatakan bahwa mereka tidak bisa begitu saja menerima berita dari AS tanpa membaca sisi lain tetapi akar dari ini adalah ketidakpercayaan mereka terhadap AS secara umum,” imbuhnya. 

Survei Pew Research Center di Washington, DC, menunjukkan sikap skeptis yang lebih besar terhadap AS di Indonesia dibandingkan dengan banyak negara lain di Asia Pasifik.

Sebuah studi Pew yang dirilis pada Februari 2020 menunjukkan hanya 42 persen orang Indonesia yang berpandangan baik tentang AS, terendah dari enam negara yang disurvei .

Daya pikat pria macho

Orang Indonesia juga cenderung melihat situasi di Ukraina melalui prisma konflik lain.

Lebih dari 90 persen dari 270 juta penduduk Indonesia adalah Muslim, dan dukungan untuk hak-hak Palestina secara tradisional tinggi. Negara ini tidak memiliki hubungan formal dengan Israel.

”Ada masalah standar ganda dan whataboutisme di mana Israel meneror Palestina, jadi mengapa tidak ada masalah dengan itu, tetapi Ukraina adalah masalah?” kata Sulaiman.

Rusia terkenal dengan kegiatan kampanye disinformasi online dan penelitian telah menemukan Badan Penelitian Internet yang berbasis di St Petersburg bekerja untuk memanipulasi hasil pemilu 2016 di Amerika Serikat .

Negara ini juga telah berusaha untuk meningkatkan reputasinya di nusantara dalam beberapa tahun terakhir. 

Menurut Radityo Dharmaputra, dosen di Departemen Hubungan Internasional, Universitas Airlangga, dengan Moskow melakukan upaya bersama untuk menggambarkan Rusia sebagai teman dan sekutu Islam.

Menulis di blog untuk Universitas Melbourne, Dharmaputra mencatat Rusia telah mendirikan pusat sains dan budaya di Jakarta, mendirikan situs Russia Beyond the Headlines versi bahasa Indonesia dan memberikan beasiswa bagi mahasiswa Indonesia serta pendanaan untuk pusat-pusat bahasa Rusia. Kuliah di universitas-universitas di Indonesia.

”Tidak adanya outlet berita yang kredibel dengan sumber daya untuk mengirim jurnalis investigasi mereka sendiri ke zona perang dan kurangnya spesialis Rusia dan Eropa Timur di kalangan akademisi Indonesia telah menciptakan kekosongan informasi yang kredibel, analisis informasi, dan kejelasan sudut pandang perang Rusia melawan Ukraina di Indonesia,” tulisnya.

”Ini telah diisi oleh perspektif laten anti-Amerika dan anti-Barat, idealisasi para pemimpin kuat seperti Putin, argumen agama yang menunjukkan Rusia adalah sekutu Islam, dan diplomasi dan propaganda publik pro-Rusia yang meluas. Literasi digital yang buruk di Indonesia membuat perspektif pro-Rusia relatif mudah dipegang,” terangnya. 

Indonesia tidak asing dengan orang-orang kuat seperti presiden Rusia – seorang pria yang dikenal dengan kegemarannya dalam pemotretan macho.

Kategori :