Zulfatul awalnya tidak sadar jika kelingking kanannya sudah hancur dimakan binatang buas itu.
Dengan sekuat tenaga ia melawan. “Saya melawan, saya coba menghindar, saya pukul babi itu pakai tangan yang kiri, saya pegang mulutnya,” ungkapnya.
Detik-detik pergulatan makin keras. Anaknya yang tidak jauh dari lokasi ikut berteriak minta tolong. Berkali-kali teriak.
Upaya menghindar dari serangan babi terus dilakukan di tengah jari kiri tangannya sudah dimakan babi hutan itu.
“Saat saya tutup mulut babi itu, salah satu jari tangan saya malah dimakan dan ditarik-tarik. Saya terus melawan, berupaya menyelamatkan diri,” cerita Zulfatul.
Sejadi-jadinya Zulfatul melawan seraya berteriak minta tolong. Usahanya tak sia-sia, beberapa orang datang, berlari menghampirinya.
Babi hutan itu terus saja menyerang. Warga yang sudah berada di lokasi berupaya menghalau babi tersebut dengan cangkul, parang dan benda yang dibawa.
“Saat kejadian, ada Mas Agus warga sekitar. Ia bantu mengusir babi dengan cangkul yang dibawanya,” imbuh korban.
Babi tak juga pergi, sebaliknya menyerang Agus bahkan sampai menggigit.
Karena terdesak, babi itu akhirnya pergi mencari mangsa berikutnya. Adalah Juman warga setempat yang menjadi korban berikutnya.
Saat itu Juma sedang merumput, tiba-tiba diserang babi yang sama. Ia pun mengalami luka robek hingga harus dibawa ke rumah sakit. “Trauma saya mas,” ungkap Zulfatul.
Terkait peristiwa ini, Kepala Desa Windusari Yusuf Hidayat angkat bicara. Kemungkinan babi hutan masuk ke permukiman warga karena posisinya terancam.
“Biasanya kalau keluar dari hutan, karena mereka sedang diburu. Sekarang babi itu sudah kita amankanm” ujarnya.
Kejadian babi hutan masuk ke pemukiman warga dan mengamuk memang sempat terjadi beberapa tahun silam.
“Kejadian ini sebenarnya bukan yang pertama. Dulu juga sudah pernah ada tapi ya sudah lama sekali,” ungkapnya.
Yusuf Hidayat meminta warga khususnya anak-anak untuk tetap waspada saat melintas di lokasi terutama pada malam hari.