BACA JUGA:Perbedaan Gaji ke-13 Tahun 2021 dan 2022
Jamaat-e-Islami Hind, sebuah organisasi keagamaan Muslim, mengatakan insiden Udaipur adalah "barbar, tidak beradab dan tidak ada ruang untuk pembenaran kekerasan dalam Islam".
“Kami mengecam keras. Tidak ada warga negara yang harus mengambil hukum di tangannya sendiri. Biarkan hukum yang berlaku,” tulis organisasi itu di Twitter.
Pihak berwenang bergegas membawa polisi tambahan ke Udaipur pada hari Selasa untuk melawan kerusuhan agama.
Kementerian Dalam Negeri India telah mengirim tim dari badan anti-terornya ke Rajasthan untuk menyelidiki apakah pembunuhan itu terkait dengan kelompok teroris.
BACA JUGA:Polisi Ringkus 3 Tersangka Curas di Tangsel, Korban Dibunuh, HP Curian Dijual Rp 30 Ribu
Sejauh ini, polisi negara bagian belum mendakwa kedua orang yang ditangkap itu dengan terorisme.
Rajasthan, sebuah negara bagian yang diperintah oleh partai oposisi Kongres, mengalami ketegangan bulan lalu juga ketika umat Hindu dan Muslim di kota Jodhpur bentrok selama festival keagamaan kedua komunitas tersebut.
Hindu trader Kanhaiyalal killed and beheaded in Udaipur of Rajasthan for supporting BJP politician Nupur Sharma on a Mobile Status. Open video threat issued by the killers saying they did this in the name of religion. Blatant threat issued to Prime Minister Narendra Modi. pic.twitter.com/gywoWihBDc
— Aditya Raj Kaul (@AdityaRajKaul) June 28, 2022
Pada tahun 2017, seorang pria Hindu di negara bagian tersebut secara brutal membunuh seorang buruh Muslim dalam serangan agama dan membagikan video korban diretas sampai mati dan kemudian dibakar.