Idul Adha di Indonesia Pakai Metode Apa? Ustaz Adi Hidayat: Ini Kuncinya Ada di Sini

Senin 04-07-2022,09:21 WIB
Reporter : Dimas
Editor : Dimas

Ia pun menjelaskan panjang lebar mengenai perhitungan tanggal dalam kalender Hijriah dalam momen penting di bulan Ramadhan dan bulan Haji, Dzulhijjah.

"Pemerintah kita menggunakan (metode) apa? Nanti kita lihat, nanti kita lihat, jangan-jangan kita hari ini keliru terus, ya. Baik," ujar UAH sambil bergurau.

BACA JUGA:Resep Mengolah Tengkleng Kambing Enak, Cocok Dimasak Saat Idul Adha Nih!

"Ini kuncinya ada di sini. Perhatikan gambaran di sini. Saya akan berikan fatwa hari ini (saat kajian itu berlangsung).

"Kalau pemerintah kita sudah menetapkan berdasarkan patokan Al-Quran dan Sunnah ini, ambil, tinggalkan yang lain.

"Sekali lagi, kalau pemerintah kita memilih salah satu dua metode (hisab dan rukyatul hilal) ini, maka tetapkan itu, kita harus ikut tidak boleh beda.

"Karena fungsinya itu mewakili itu yang pertama, yang kedua ibadah kita sudah sesuai Al-Quran dan Sunnah.

BACA JUGA:Anggota DPR di Nigeria Pura-pura Pingsan Setelah Ditanya Soal Uang yang Hilang, Takut Kena Tuduh Nih?

"Jadi patokan kita bukan perorang-orang, figur per figur, bukan lembaga per lembaga, tetapi Al-Quran dan Sunnah. Ketika sesuai dengan itu kita ikuti.

"Tidak sesuai, tidak boleh kita ikuti. Tidak sesuai, tidak boleh diikuti. Karena itu ketaatan kepada ulil amri (pemimpin negara), mau ditafsirkan dengan siapapun, baik nanti di Masjid, baik nanti di Ormas atau pemerintah, lihat ketaatannya.

"Allah mengikatkan dengan satu kalimat, 'athi 'ullah wa athir rasul wa ulil amri minnkum'. Perhatikan di sini (menuliskan kalimat ayat tersebut di white board) jadi kita tafsirkan. Angga saja ini paling tinggi dulu.

"Saya ingin tanya, baca ini 'athi 'ullah wa athir rasul wa ulil amri minnkum'. Perhatikan baik-baik, di sini nomor satu 'athi 'ullah' taatlah kepada Allah.

BACA JUGA:Rugi Ratusan Juta! 46 Jemaah Haji Furoda Indonesia Dideportasi Arab Saudi, Ini Penyebabnya

"Kemudian di sini ada kata 'wa athir rasul', lalu yang di sini ada nggak (menunjuk kata wa ulil amri). Perhatikan saat penafsirannya, perhatikan. 'Tha'at', artinya ketaatan mutlak, ketaatan mutlak.

"Jadi jangan tanya, kalau Allah sudah perintahkan maka jangan tanya lagi. Kalau Rasul sudah mintakan jangan protes lagi, lakukan saja. Apa yang kita pandang buruk, boleh jadi ada kebaikan di situ.

"Nah, karena itu digunakan kata 'athi ul, athir', tapi kenapa ketika dikatakan 'ulil amri', cum ditambah 'wau', 'Tha'at-nya' tidak ada. Ini artinya ketaatan dengan syarat bilat, bilat, ulil amri ini menetapkan satu keputusan, yang keputusan itu sesuai ketentuan Al-Quran dan Sunnah (melingkari kata-kata 'athi 'ullah wa athir rasul') Allah dan Rasul-Nya. Diikat dengan kata taat ini.

Kategori :