Reaksi Menohok Eko Kuntadhi Soal Dugaan Gaji Fantastis Bos ACT Aksi Cepat Tanggap: Dirut BUMN Lewat!

Senin 04-07-2022,14:13 WIB
Reporter : Aulia Nur Arhamni
Editor : Aulia Nur Arhamni

Dilansir dari laman ACT, yayasan sosial ini berdiri pada tanggal 21 April 2005. Aksi Cepat Tanggap ini secara resmi diluncurkan secara hukum sebagai yayasan yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan.

Aksi Cepat Tanggap (ACT) adalah yayasan sosial nirlaba profesional yang memfokuskan kerja kemanusiaan pada penanggulangan bencana, mulai fase darurat sampai dengan fase pemulihan pasca-bencana.

Yayasan ini pertama kali melakukan aksinya sejak tahun 1994 di Liwa, Lampung Barat dalam merespons bencana gempa bumi.

ACT sebenarnya tidak terlepas dari sosok Ahyudin yang merupakan founder sekaligus pimpinan ACT pertama.

Ahyudin diketahui memimpin ACT selama 13 tahun sebelum akhirnya beregenerasi pada 2019.

Pada 2019, kepemimpinan Ahyudin digantikan oleh Ibnu Khajar sebagai Presiden ACT. Sementara dirinya menjadi Ketua Dewan Pembina ACT saat itu.

Belakangan diketahui bahwa Ahyudin justru hengkang dari ACT pada awal 2022 di tengah sederet persoalan yang melilit organisasi tersebut.

Diketahui saat ini Ketua Dewan Pembina ACT bukan lagi Ahyudin melainkan N Imam Akbari.

Melansir laman resmi ACT, sejak 2005 hingga 2020 sebenearnya ACT terpantau rutin merilis laporan keuangan tahunan sebagai bentuk transparansi. 

Hanya saja, memasuki 2022, ACT belum merilis laporan tahun 2021 di situs resminya. Biasanya, ACT merilis laporan tersebut per 31 Desember atau akhir tahun periode keuangan.

Adapun nominal donasi yang diterima ACT sejak 2005 hingga 2020 terpantau melejit.

Berdasasrkan data rincian, laporan perdana yang dirilis 2005, ACT menerima senilai Rp 47.461.501 dari zakat, dan Rp4.249.196.796 dari sumbangan kemanusiaan.

Dari jumlah itu, dana yang disalurkan pada masyarakat dalam bentuk zakat senilai Rp900.000 dan sumbangan kemanusiaan Rp2.722.942.955.

Artinya, donasi yang diterima pada 2005 totalnya mencapai Rp4.269.658.276 atau sekitar Rp4,2 Milyar. 

Sementara total dana yang disalurkan pada tahun itu hanya Rp2.734.842.955 atau sekitar Rp2,7 Milyar

Dengan demikian, selisih sekitar Rp15 Milyar dalam laporan keuangan digunakan untuk operasional perusahaan, termasuk peningkatan saldo awal lembaga yang semula nol menjadi Rp 591.426.630 atau sekitar Rp591 juta.

Kategori :