Ustaz Abdul Somad melanjutkan, aqiqah dan kurban bukan seperti wudhu dengan salat. Apa maksudnya?
Barang siapa, kata Ustaz Abdul Somad, yang tidak berwudhu maka tak boleh salat, siapa tak aqiqah tak boleh kurban, tidak demikian.
Sebab menurutnya, tak ditemukan hukum aqiqah adalah wajib dari keempat Imam Mazhab (Hanafi, Maliki, Syafii, Ahmad).
"Empat mazhab sepakat mengatakan aqiqah sunnah muakkad, setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, sembelihkan kambing pada hari ketujuh, cukur rambut, kasih nama yang baik dan elok, itu cara menebus anak, sunnah," terang UAS.
BACA JUGA:5 Makanan yang Harus Dihindari di Pagi Hari, Bahaya!
BACA JUGA:4 Kebiasaan Pagi Ini Ternyata Bisa Bantu Turunkan Berat Badan, Simpel Banget Loh
UAS, begitu banyak dipanggil, menyebut pada zaman dulu banyak orang tidak mampu untuk mengaqiqahkan anaknya.
Maka bagi yang belum aqiqah meski sudah dewasa atau bahkan tua boleh mengaqiqahkan dirinya sendiri.
"Dalil orang yang sudah tua boleh aqiqah adalah Nabi Muhammad mengaqiqahkan dirinya setelah menjadi Nabi SAW," jelas UAS.
Pada titik kesimpulannya, UAS lebih mengutamakan berkurban lebih dulu menjelang Hari Raya Idul Adha, baru kemudian melaksanakan akikah jika ada rezeki.
BACA JUGA:Didatangkan Gratis dari AC Milan, Barcelona Langsung Pagari Franck Kessie 500 Juta Euro!
BACA JUGA:Cristiano Ronaldo Ngebet Minta Dijual, Manchester United Bertindak Begini
Hanya saja, tuntunan yang benar dalam momen menjelang hari berkurban saat Idul Adha lebih diutamakan, setelah itu boleh melakukan aqiqah.