Bagaimana Tuntunan Puasa Arafah 9 Dzulhijjah di Indonesia? Ustaz Adi Hidayat: Nabi Minta Seperti Orang Wukuf

Kamis 07-07-2022,17:09 WIB
Reporter : Dimas
Editor : Dimas

"Jadi Yaum itu menunjuk pada waktu. Maksudnya apa? Hadist ini ingin menegaskan, puasa ini dilakukan, bukan mengikuti momentumnya, tapi mengikuti waktunya, ya.

"Waktu orang wukuf tanggal berapa, 8 apa 9? 9 ya. Jadi orang wukuf di tanggal 9 Dzulhijjah.

"Artinya kalau di satu tempat, satu daerah, satu negara sudah masuk ke tanggal 9 Dzulhijjah, sekalipun tidak sama dengan tempat orang wukuf sekarang di Saudi, maka itu sudah harus menunaikan puasanya.

"Jadi jatuh puasanya pada tanggalnya, bukan pada momentum wukufnya. Jelas ya, yang harus diikutkan pada tempat tertentu.

BACA JUGA:Kenapa Idul Adha di Indonesia Diperdebatkan? Ustaz Adi Hidayat: Suka Agak Keliru, Sebagian Orang Mengatakan...

Lulusan S2 Islamic Call College di Libya itu menjelaskan, puasa tanggal 9 Dzulhijjah dinamakan sebagai puasa Arafah.

Dalam ceramah lainnya di YouTube dengan judul: RAHASIA 9 DZULHIJJAH, yang diunggah pada tahun 2021 lalu, Ustaz Adi Hidayat memberi penjelasan keutamaan puasa Arafah.

Ia menyebutkan, dalam sebuah hadist Nabi Muhammad SAW, umat Muslim harus mengejar dua keutamaan puasa Arafah yang dijanjikan Allah SWT.

"Nabi pernah memberikan informasi sejak 14 abad lalu bahwa hari ini menjadi spesial dengan satu ibadah yang sangat spesifik, yang disebut oleh beliau Syiam.

BACA JUGA:Mudah Dipahami, Ustaz Adi Hidayat Pastikan Puasa Arafah di Indonesia Sesuai Sabda Nabi Muhammad: Karena Zona..

"Yakni puasa yang ditunaikan sesuai ketentuan syariat. Beliau mengatakan (membacakan hadist Nabi) yang artinya; 'Sungguh, puasa yang ditunaikan di hari yang bertepatan dengan momentum Arafah, aku berharap pahalanya di sisi Allah SWT bisa menggugurkan dosa-dosa setahun berlalu dan menjaga perbuatan dosa setahun yang akan datang," beber Ustaz Adi Hidayat.

Kata Ustaz Adi Hidayat, untuk meraih dua pahala pengampunan dosa satu tahun lalu dan dosa satu tahun ke depan, bukan hanya sekadar berpuasa menahan lapar dan haus

"Artinya dalam konteks penunaian puasa ini, kita bukan sekedar diminta oleh Rasulullah berpuasa secara fisik (makan dan minum, serta berhubungan seksual), lebih daripada itu, karena puasa ini potensinya dengan izin Allah bisa menggugurkan dosa setahun lalu," terang Ustaz Adi Hidayat.

Sehingga, kata Ustaz Adi Hidayat, untuk mencapai keutamaan pahala tersebut, ia menyarankan untuk fokus dan banyak melakukan amal-amal sholeh.

BACA JUGA:Mas Bechi Gagal Ditangkap, Kiai Mukhtar Jombang Berjanji Akan Antar Langsung Anaknya ke Polda Jatim

"Karena itu, cara mengisinya akan lebih baik jika kita iringi dengan mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat oleh kita dan berpotensi dosa, setidaknya setahun ke belakang," ujarnya.

Kategori :