Selain itu, sepanjang waktu selepas Dzuhur hingga Maghrib, waktu-waktu inilah harus dimanfaatkan selayaknya seperti jemaah Haji sedang wukuf di Arafah.
"Jadi seperti orang wukuf di Arafah, mereka merenung, berkontemplasi, merenungkan kesalahan-kesalahan, mengakui dosa-dosa, sehingga dengan pengakuan itu dan komitmen untuk meninggalkannya, akan merubah pribadi mereka lebih baik setelah menyelesaikan rangkaian ibadah Haji, pulang meninggalkan segala keburukan, menanggalkan segala seluruhnya dan bertransfromasi menjadi manusia lebih mulia.
"Pun demikian orang yang belum berkesempatan untuk berhaji, tepat di momentum yang sama, Nabi meminta untuk menunaikan puasa dan mengisi puasa itu dengan kontemplasi renungan seperti orang wukuf, yang berada di Arafah," jelas Ustaz Adi Hidayat.
BACA JUGA:Waw! Pendapatan Arab Saudi dari Ibadah Haji Tembus Rp450 Triliun per Tahun
Ustaz Adi Hidayat menyarankan agar orang yang berpuasa Arafah pada 9 Dzulhijjah di Indonesia, melakukan serangkaian ibadah berdoa dengan sungguh-sungguh.
"Maka dia ingat dosa-dosanya, hubungan dia dengan Allah, hubungan dia makhluk, hubungan dia dengan orangtua, istri, suami, dengan anak-anak, dengan tetangga, demikian seterusnya.
"Maka yang coba mendekati Allah SWT, mencoba bertaubat mengoreksi dosa-dosanya, sehingga dengan itu dapat penerimaan terbaik di sisi Allah SWT.
Lalu Ustaz Adi Hidayat menjelaskan ciri-ciri orang yang diterima taubatnya saat setelah menjalankan rangkaian ibadah selama puasa Arafah.
BACA JUGA:Ini Dia Sebelum Ustaz Adi Hidayat yang Sebut Nama Asli Pattimura Adalah Ahmad Lussy
Di antaranya, orang tersebut akan sukar untuk melakukan suatu perbuatan maksiat, karena mendapat penjagaan dari Allah SWT.
"Ciri orang yang diterima taubatnya, diterima koreksi dirinya, diterima perubahan dirinya ketika dia mendekat kepada Allah saat berpuasa ini, pun demikian orang yang wukuf di Arafah, maka ciri yang paling spesifik saat taubatnya diterima, saat dosanya dihilangkan adalah terjaganya dia dari perbuatan dosa setelah amalan itu ditunaikan.
"Karena itu Nabi memberikan isyarat, Allah SWT akan berkenan mengampuni dosa setahun yang akan datang, maksudnya adalah dia akan terjaga dari perbuatan dosa, sehingga tidak mudah anggota fisiknya untuk mengarah kepada maksiat.
"Karena berhasil puasanya di hari ini, maka penjagaan dari seluruh anggota tubuh, matanya tak mudah melihat perbuatan maksiat, telinganya tak mudah mendengar yang salah, demikian lisannya tak mudah bertutur yang keliru hingga ke ujung kakinya, ada penjagaan setidaknya selama setahun ke depan," tukas Ustaz Adi Hidayat.