JAKARTA, DISWAY.ID - Umat muslim dunia tengah merayakan Hari Raya IdulAdha 1443 Hijriah. Bersamaan dengan itu, umat muslim diwajibkan menyembelih hewan kurban bagi yang mampu.
Sejarah kurban diabadikan untuk mengenang ketaatan Nabi Ibrahim dan putranya dalam menjalankan perintah Allah SWT.
Sebagaimana masyhur diceritakan dalam Al-Qur'an, Nabi Ibrahim mendapatkan wahyu lewat mimpi untuk menyembelih putranya.
Perintah itulah yang kemudian dia jalankan dengan mendapatkan kerelaan hati dari putranya.
BACA JUGA:Wow! Sheikh Mansour Beli Kapal Pesiar Rp 9 Triliun, Ukurannya Lebih Besar dari Stadion Etihad
Namun demikian, Al-Qur'an tidak menyebutkan secara eksplisit siapa nama putra Ibrahim yang rela dikurbankan itu.
Pasalnya, kala itu Nabi Ibrahim telah memiliki dua anak Ismail dan Ishak.
Lantas, sebenarnya siapa anak Nabi Ibrahim yang dijadikan kurban pada saat itu?
Dalam kitab samawi yang lain, yakni Taurat dan Injil menyebutkan, bahwa secara eksplisit yang dikurbankan adalah Nabi Ishak.
Jika faktanya demikian, tentunya berseberangan dengan pandangan umat Islam kebanyakan, khususnya di Indonesia yang menyakini bahwa Ismail adalah putra Ibrahim yang dikurbankan dan kemudian diganti Allah dengan seekor domba.
Pengasuh Pondok Pesantren Tahfiz Al-Quran LP3IA Rembang, Kiai Haji (KH) Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha memberikan pandangannya terkait hal itu.
Menurut Gus Baha, betul perbedaan pendapat mengenai siapa yang dikurbankan oleh Ibrahim memang jarang dibicarakan Umat Islam Indonesia.
"Di Indonesia, kan, enggak terbayang ada perbedaan pendapat semacam ini. Itu memang ada dua pendapat, Ismail dan Ishak," kata Gus Baha dalam pengajiannya yang diunggah akun Ngaji Online di YouTube.
Gus Baha mengungkapkan, bahwa perdebatan ulama tentang siapa yang dikurbankan oleh Ibrahim sebetulnya lebih mengarah kepada Ishak.
Namun, dia kemudian meminta murid-muridnya untuk mengikuti pandangan umum umat Islam di Indonesia yang lebih mengarah kepada Ismail.