KAUR, DISWAY.ID-Sebanyak 188 ternak di Kabupaten Kaur mati mendadak akibat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Ternak-ternak mati tersebar di beberapa kecamatan yakni Kecamatan Tanjung Kemuning dengan angka kematian terbanyak 165 ekor, disusul Kecamatan Kelam Tengah sebanyak 18 ekor, dan Kecamatan Tetap sebanyak 5 ekor.
Kepala Dinas Pertanian Kaur, Lianto, SP melalui Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, drh. Rakhmad Fajar mengatakan empat hari lalu terjadi kematian mendadak ternak.
BACA JUGA:Ini Aturan Menyembelih Hewan Kurban saat Wabah PMK Menurut Kemenag, Tolong Simak Baik-baik
Namun hasil laboratorium dari sampel yang diambil dari ternak mati tersebut yang dikirim ke Provinsi Lampung, hasilnya baru keluar kemarin 13 Juli 2022.
Dinyatakan ternak yang mengalami kematian ini positif PMK dengan total 188 ekor.
Ledakan kematian ternak ini terjadi karena posisi kandang yang menampung ternak dalam jumlah yang cukup banyak.
Pada siang harinya ternak ini sebagian besar dilepasliarkan sehingga berinteraksi massal dengan ternak lainnya.
BACA JUGA:102 Kerbau di Lebak Terjangkit PMK
“Ternak yang paling banyak terkena PMK yakni kerbau diikuti sapi dan kambing. Diperkirakan akan semakin bertambah setiap harinya, apalagi di wilayah yang memang sudah terdapat PMK. Perlu diketahui PMK yang menyerang ternak ini sangat mudah menularkan kepada ternak lainnya melalui interaksi,” terang Rakhmad.
Rakhmad menambahkan saat ini jumlah populasi ternak kuku belah seperti kerbau, sapi, dan kambing di Kabupaten Kaur sebanyak 38 ribu ekor yang tersebar di 15 kecamatan.
Pada pelaksanaan vaksinasi antibodi pada ternak untuk mencegah PMK tahap pertama lalu, sudah dilakukan 100 persen dengan total 453 dosis.
Sedangkan untuk pelaksanaan vaksinasi ternak selanjutnya masih menunggu distribusi vaksin PMK dari Pemprov Bengkulu. Untuk jumlah usulan vaksin tahap dua ini sebanyak 70 persen dari seluruh total populasi.