JAKARTA, DISWAY.ID - Secara tahun kalender, iklim di Indonesia tengah memasuki musim kemarau di hampir seluruh bagian wilayah.
Namun yang terjadi, meski sudah memasuki musim kemarau, intensitas hujan masih sering terjadi di banyak wilayah di tanah air.
Lantas, apa yang menyebabkan masih terjadi hujan di tengah musim kemarau saat ini?
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Guswanto mengatakan, bahwa memang benar saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau.
BACA JUGA:Malaysia Mulai Panik! DPR hingga Perdana Menterinya Minta Indonesia Batalkan Penarikan Tenaga Kerja
Namun, sama halnya dengan kondisi musim-musim kemarau pada umumnya, bukan berarti tidak akan ada hujan sama sekali saat musim kemarau itu terjadi.
Menurut Guswanto, meskipun saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, namun karena adanya fenomena-fenomena atmosfer bisa memicu terjadinya dinamika cuaca yang berdampak masih turunnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
Ada beberapa fenomena atmosfer yang disebutkan berpengaruh terhadap kondisi cuaca yang sering hujan di musim kemarau saat ini.
Di antaranya seperti fenomena La Nina, fenomena Dipole Mode, Madden Jullian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby.
Berdasarkan hasil analisis BMKG, fenomena La Nina yang pada bulan Juli ini diidentifikasi masih cukup aktif dengan kategori lemah.
Fenomena atmosfer yang menyebabkan hujan di musim kemarau, Guswanto menjelaskan "Kondisi tersebut masih turut berpengaruh terhadap penyediaan uap air secara umum di atmosfer Indonesia," dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 16 Juli 2022.
Sementara, fenomena Dipole Mode cukup berpengaruh dalam memicu peningkatan curah hujan terutama di wilayah Indonesia bagian barat.
BACA JUGA:Mengenal Sosok Brigjen Hendro Pandowo yang Digadang-gadang Bakal Gantikan Irjen Ferdy Sambo
Sedangkan, fenomena MJO, gelombang Kelvin dan gelombang Rossby menjadi fenomena gelombang atmosfer yang aktif meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan awan hujan skala regional.
Guswanto juga mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai terhadap kemungkinan adanya potensi hujan yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang.