PKB dan Ijtihad Akseleratif-Tranformatif

Minggu 24-07-2022,22:30 WIB
Oleh: Fauzan Fuadi*

Transformasi PKB Sebagai Partai Modern

24 tahun lalu, tepatnya 29 Rabiul Awal 1419 H atau 23 Juli 1998 PKB secara resmi didirikan PBNU dan dideklarasikan lima Kiai khos NU (KH. Abdurrahman Wahid, KH. Mustofa Bisri, KH. Munasir Ali, KH. Ilyas Rukhyat dan KH. Muchith Muzadi). Sejak saat itu, PKB secara gradual terus bertransformasi menjadi partai modern.

Pada awalnya, karakter sosiologi politik PKB diasosiasikan sebagai "partai tradisional" yang hanya mengandalkan relasi patrimonial dengan sentimen yang bersifat fanatisme konstituen, maupun sentimen kultural dan sentimen primordial. Akan tetapi seiring dengan pematangan organisasi partai dan pemantapan kelembagaan partai, relasi antara partai dan konstituennya berkembang lebih modern. Misalnya, jika awalnya warga nahdliyin memilih PKB hanya karena PKB adalah anak kandung NU, maka saat ini preferensi tersebut berkembang lebih mendalam. Bahwa warga nahdliyin memilih PKB karena didasari oleh pemahaman PKB adalah satu-satunya partai yang berjuang untuk kepentingan menyejahterakan warga NU. Artinya sudah tercipta relasi yang lebih ideologis antara PKB dengan basis konstituennya.

Dalam tata kelola manajemen kepartaian, PKB juga dapat adaptif dan inovatif untuk secara kreatif mengikuti irama perkembangan zaman yang sangat disruptif. Penggunaan teknologi sebagai konsekuensi dari berkembangnya abad digital sudah mulai dijalankan secara masif oleh struktur partai di setiap tingkatan.

 

Gus Muhaimin: Next 2024

Pun dalam hal strategi politik, PKB dikenal secara nasional memiliki ketua umum yang cerdik, lincah sekaligus progresif. Indikatornya, dalam setiap Pemilu Presiden, siapa pun calon yang diusung PKB pasti menjadi pemenang. Di mana dalam proses pemenangan tersebut posisi PKB menempati sentral pendulum politik. 

Walhasil, dalam 24 tahun usianya, PKB telah berhasil mengantar dua kader terbaiknya masuk dalam kepemimpinan nasional. Yaitu Gus Dur sebagai Presiden di tahun 1999 dan KH. Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden tahun 2019. Maka di tahun 2024, sudah saatnya PKB kembali mengantarkan Ketua Umumnya, Gus Muhaimin sebagai Presiden Republik Indonesia.

*) Ketua Fraksi PKB DPRD Jawa Timur; Mahasiswa Pascasarjana Media dan Komunikasi Universitas Airlangga

 

 

 

Kategori :