Doa Gusti

Sabtu 30-07-2022,04:00 WIB
Oleh: Dahlan Iskan

Duh Gusti! Jangan terjadi ini. 

Kita masih babak belur akibat perang di Ukraina. Yang begitu jauh. Masak sudah akan perang lagi. Di lokasi yang lebih dekat: di Taiwan.

Situasi begitu panas. Pemicunya: Ketua DPR Amerika Serikat akan ke Taiwan. Bulan depan. Itu dianggap provokasi oleh Tiongkok. Provokasi terbesar selama ini.

Tiongkok menganggap itu ibarat pengakuan Amerika kepada Taiwan sebagai negara merdeka. Padahal, Tiongkok menganggap Taiwan adalah salah satu provinsinya.

Kapal-kapal perang kini menuju Selat Taiwan. Dari Amerika dan Tiongkok. Militer Amerika harus menjaga keselamatan Nancy Pelosi, ketua DPR dari Partai Demokrat itu. Kalau jadi ke sana. 

Militer Amerika sendiri berpendapat kunjungan itu berbahaya. Tapi, kalau memang tetap dilakukan, harus dijamin keamanannya. Militer tidak bisa mengatur politisi di sana. Pemerintah juga tidak. Kementerian Pertahanan pun harus tunduk pada politik. 

Sebenarnya kunjungan Pelosi itu dijadwalkan tahun lalu. Agustus. Heboh. Tegang. Berkeras. Ketegangan pun memuncak. Saling ancam.

Lalu reda sendiri. Kunjungan batal. Alasannyi kuat: Covid lagi merajalela. Varian Delta menggila. 

Kini alasan serupa tidak ada lagi. Rencana baru sudah telanjur  diumumkan. Setidaknya sudah bocor. Tolong. Bantu. Temukan alasan yang baru untuk membatalkannyi. Tanpa membuat malu Pelosi.

Sulitnya, di Amerika sedang menghadapi pemilu legislatif. Separo anggota parlemen habis masa jabatan. Demikian juga separo anggota senat. Harus dipilih yang baru. Atau dipilih kembali bagi yang ingin duduk lagi. 

Posisi Demokrat lagi terancam. Kalau gagal di pemilu nanti, Demokrat kehilangan mayoritas. Demokrat perlu isu yang bisa membakar emosi pemilih. Isu melawan Tiongkok salah satu yang sangat seksi. Lewat dukungan kepada Taiwan.

Pernah kelompok yang tidak ingin merdeka menang pemilu di Taiwan. Tapi, belakangan ini kelompok yang ingin merdeka lagi berkuasa. Dengan tokohnya yang Anda sudah kenal: Tsai Ing-wen. Presiden Taiwan sekarang 

Duh Gusti! Politik selalu begitu. Di mana-mana. Di negara demokrasi.

Di Tiongkok sendiri Presiden Xi Jinping juga punya masalah. Kecil. Masa jabatan periode keduanya hampir habis. Kamis-Jumat kemarin Partai Komunis Tiongkok bersidang. Menyiapkan materi untuk kongres Partai Komunis Oktober depan. 

Di kongres itulah nasib Xi Jinping ditentukan: apakah akan diangkat lagi untuk periode ketiga.

Konstitusi yang membatasi hanya dua periode sudah dicabut. Dua tahun lalu. Posisi Xi Jinping juga sangat kuat. Tapi, tetap diperlukan alasan yang meyakinkan rakyat untuk mengangkatnya kembali. Amanat konstitusi untuk merebut kembali Taiwan adalah salah satu alasan itu. Jangan sampai misi itu terganggu oleh proses pergantian kepemimpinan nasional. 

Duh Gusti. Janganlah ditambah perang baru. KTT G-20 bisa batal. Atau berantakan. Bali sudah telanjur siap jadi tuan rumah. Gedung baru VVIP sudah hampir jadi. Yang di Bandara Ngurah Rai itu. Tiang listrik di sepanjang tol  juga sudah diubah menjadi lebih cantik. Dengan hiasan khas Bali. Di tol menuju Nusa Dua yang melintang membelah laut itu. 

Saya melihat semua itu Kamis kemarin. Ketika saya empat jam di Bali. 

Jangan sampai Vladimir Putin tidak datang. Xi Jinping tidak datang. Joe Biden tidak datang. Jangan sampai mereka semua sibuk perang sendiri.

Duh Gusti! Redakan ketegangan itu. Biarkan kami terhibur dulu dengan hiburan yang mengasyikkan sekarang ini: tembak-menembak di Duren Tiga, Jakarta. Kami lagi menikmatinya. Kian lama kian mengasyikkan. Jangan ganggu kami dengan perang di dekat kami.

Kami juga lagi asyik mengikuti drama hilangnya tersangka korupsi KPK. Yang ketua PDI Perjuangan Kalsel. Yang sudah dinonaktifkan dari partai. Juga, bendahara umum PBNU yang tidak segera dinonaktifkan itu –dan kemarin sudah. 

Drama hilangnya tersangka itu memang tidak lama. Hanya dua hari. Tapi, cukup menghibur. Sampai ada yang berdoa mudah-mudahan hilangnya lama, seperti yang satunya. 

Doa jelek tidak dikabulkan. Tersangka menyerahkan diri.

Rupanya ia hanya menunggu putusan sidang praperadilan. Siapa tahu menang. Dari persembunyian bisa langsung bebas. Kenyataannya tidak begitu. Ia kalah di praperadilan. Ia pun menampakkan diri dan datang sendiri ke KPK.

Duh Gusti!

Hiburan-hiburan itu mengasyikkan. Jangan ada perang dulu. (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Artikel Berjudul Juara Koleksi

hanya yotup
"Yakni sejak seseorang di Indonesia ingin menggalakkan mobil listrik." Tumben tidak ada sisipan kalimat sakti: Anda Sudah Tahu?

Er Gham
Mobil listriknya kenapa tidak dilengkapi batere cadangan atau power bank. Bisa disimpan di bagasi. Atau minimal bawa kabel connector charging khusus ev yang bisa dicolok ke colokan listrik biasa. 

Emha Yuslifar
Selamat keramas bagi yg telah menunaikan malam jumat

Azza Lutfi
Numpang koment diluar tahta singgasana emp4t, jadi mungkin ini juga penyebab mobil/kendaraan listrik agak sedikit lambat perkembangannya untuk dapat cepat diterima masyarakat secara luas, dibandingkan dgn mobil energi fosil, sudah "ngisi" listriknya susah, lama, jarak tempuh yg diperoleh tidak maksimal pula, plus harganya mahal...mobil listrik terkesan seperti mobil mewah, coba dibuat semurah seperti mobil LCGC dan cara "ngisi" listriknya semudah "ngecas" Handphone, maka cukup lima tahun kedepan, mobil/kendaraan energi fosil akan mulai punah, paling tinggal bersaing antar pabrikan untuk kecepatan proses pengisian dan jarak tempuh yg dihasilkan masing2 produk. Sekian.

Budi Utomo
Menurut Korlantas Polri, ada 145 juta kendaraan bermotor di Indonesia. Didominasi sepeda motor 117 jutaan. Mobil penumpang pribadi di tempat kedua dengan jumlah 22 jutaan. Selebihnya mobil angkutan penumpang dan barang serta kendaraan khusus seperti damkar dll. Seharusnya pemerintah fokus dulu pada sepeda motor listrik. Sudah ada GESITS bikinan alumni ITS. Dibiarkan bersaing dengan sepeda motor listrik dari Tiongkok pastilah GESITS akan tewas cepat atau lambat karena tak bisa bersaing harga jualnya. Pemerintah harus berani beri subsidi harga seperti yang dilakukan pemerintah Tiongkok sehingga electric vehicle terjangkau alias lebih murah ketimbang combustion vehicle. Bila sepeda motor listrik seperti GESITS bisa 15 juta Rupiah per unit pasti laris. Pada gilirannya akan mengurangi konsumsi minyak bumi yang kini harganya merangkak naik terus. Mobil listrik tahap berikutnya setelah sepeda motor listrik. Dan beri insentif untuk electric vehicle misal biaya STNK super murah, nihil pajak penjualan, bebas dari aturan ganjil genap, dll. Sangat disayangkan bila momentum untuk industri electric vehicle dimulai dari electric motorcycle lewat begitu saja di depan mata kita padahal SDM dan SDA telah tersedia, tinggal support penuh dari pemerintah. 

thamrindahlan
Jauh berjalan ke Sungai Liat /

Rindu bersua sahabat dekat /

Alhamdulillah tiba hari Jum'at /

Banyak bersyukur segala rahmat /

Salamsalaman

Komentator Spesialis
Jangan menyerah, lanjutkan mobil listrik. Pabrik mobil Hyundai ada di cikarang. Begitu juga pabrik baterei LG Chem.

Dipikir memang karena harga BBM makin mahal. Isi full tank bisa 700rb lebih. Pulang ke kampung sekali jalan bisa habis hampir 2 juta, belum tolnya. Untuk kerja sebulan 60 literan habis. Sudah berapa itu. Itupun kalau tidak pergi jauh.

Secara total memang ongkos operasional mobil listrik lebih murah. Cuman nanti ganti baterei secara total kapan dan bisa bertahan berapa lama. Ganti baterei bisa habis ratusan juga. Lha kok lebih mahal. Jadi wajar kalau banyak yang kembali ke pertalite sambil memainkan aplikasi mypertamina.

Gito Gati
Setelah membaca artikel abah pagi ini saya semakin yakin utk tdk membeli mobil listrik dulu. Bukan karena station chargernya jarang tapi karena saya memang belum punya uang untuk membeli moblisnya. Salam

Jhelang Annovasho
Kalau listrik masih menggunakan pembangkit dari sumber fosil, lalu dimana "green"-nya mobil listrik? Tanya saya saat memimpin diskusi di kelas. Lho ini pertanyaan sy juga. Belum menemukan jawabannya. Karena kelas diskusi masih diam saja, tiba-tiba ada jawaban terlintas di pikiran saya. Transmisi. Kayaknya itu pang jawabnya. Setidaknya jika sumber energi belum green, dari sisi transmisi mobil listrik jauh lebih efisien dan menghemat energi. Bayangkan mobil pakai pertamax. Pertamax diangkut pakai truk tanki. Berapa bahan bakar truk tanki yang terbuang? Menjadi polusi? Sedangkan mobil listrik, energi disalurkan melalui kabel. Kabelnya diam, energinya yang bergerak.

Eh Abah sempat juga menyinggung pusat Jamaah Tabligh di Temboro, yang letaknya antara Ngawi dan Takeran. Bagus juga Abah kalau mau menulis tentang pesantren tersebut, seperti dulu Abah menulis Jamaah Tabligh di Pakistan.

Pesantren Temboro, saat ini termasuk salah satu pesantren terbesar di Indonesia. Jumlah santrinya puluhan ribu dari seluruh Indonesia, banyak juga dari luar negeri. Cabangnya juga tersebar dimana-mana.

Pesantren Temboro mengalami kemajuan yang sangat pesat sejak mengikuti disiplin Jamaah Tabligh. Mulai dari almarhum Kyai Mahmud, almarhum Kyai Uzairon, hingga sekarang, Gus Ubaid dan Gus Fatah.

Juve Zhang
Sepertinya Abah Disway sedang menyiapkan 15 Wuling listrik buat dibagi ke Komentator Disway, mohon Prof Pry Sudi kiranya membuat daftar komentator yg layak dapat Wuling versi listrik. Deviden Disway buat komentator memang bukan  kaleng kaleng. Deviden Jumbo. Komentar yg mengeluh soal Iklan mungkin akan di veto oleh Admin Disway jika masuk daftar Prof .Pry. Iklan adalah Revenue nya Disway. Wwkwkwkkwk

Ben wirawan

Tentang porang.

Harga porang petani 4.500,--per kg

Harga beras porang 180.000 per kg

Beras porang ini priduksi dalam negeri.

MOHON PENJELASAN....????

mzarifin umarzain
Kata nya, bank2 kini tak setujui pembiayaan untuk pomp bensin, karena masa depan pomp bensin kan suram? sampai kapan? pomp bensin kan berganti jadi penjualan/ penukaran accu?

Toyota mesti nya bikin juga mobil listrik, agar tak ketinggalan teknologi/inovasi?

mzarifin umarzain
Kata nya, bank2 kini tak setujui pembiayaan untuk pomp bensin, karena masa depan pomp bensin kan suram? sampai kapan? pomp bensin kan berganti jadi penjualan/penukaran accu?

Toyota mesti nya bikin juga mobil listrik, agar tak ketinggalan teknologi/inovasi?

edi hartono
Saya pun pernah mencoba mobil listrik. Tapi yg ini beda. Luar biasa rasanya. Begini ceritanya.

Saya berangkat sekitar jam 9 malam dari Yogyakarta menuju Cilegon, Banten. Jalan malam, tidak panas dan jalan lebih sepi, injak gas bisa stabil, mobil lebih hemat tenaga.

Perkiraan lama perjalanan 11jam lewat jalan tol (include waktu di rest area ). Jarak sekitar 650km, jarak yg menantang untuk sekali perjalanan. Saya pastikan semua persediaan siap. Saya lihat indikator di mobil. Semua full. Aman.

Di perjalanan saya tertidur. Terbangun saat di rest area, pak sopir mau ngopi sebentar. "Tenang pak, ini mobil sudah dimodifikasi di bengkel khusus di Jogja, jadi lebih efisien," ucap pak sopir.

Luar biasa, bisa dibandingkan dengan Tesla nya pak Dahlan, pikir saya. Saya bisa kembali tidur dengan tenang. Perjalanan di lanjutkan. Saya terbangun lagi ketika masuk wilayah Jakarta, sekitar jam 6 pagi. "Aman pak?" tanya saya ke sopir. "Ya pak, aman," jawab sopir. 

Mobil dari kemarin jalan terus. Hanya berhenti di rest area sekitar 30menit. Luar biasa ini mobil, pikir saya. "Satu jam lagi perkiraan sampai pak," ucap sopir.

Benar. Sekitar jam 7.30 pagi saya sampai di lokasi. Teman saya sudah menunggu di depan teras.

Saya keluar dari mobil Kijang, langsung salaman dengan teman saya, disambut camilan dan kopi panas.

Di rumah teman saya ini lah saya mencoba berbagai mobil listrik koleksinya. Luar biasa.

doni wj
Wah, kalau teknologi baterei 1000 km sudah masuk ke Indonesia perlu dibuat tulisan berserinya, Bah. Nanti diberi judul GANTI BATERAI.

Lalu tentang dunia permotoran dan permobilan saat ini. Bagaimana dunia itu punya alternatif transisi ke motor listrik. Pengalaman mengubah Jaguar bensin ke listrik tentu bisa memberi gambaran apa saja tantangan yang dihadapi. Semua ditulis di catatan berseri GANTI PENGGERAK.

Jangan lupa pula menjabarkan dunia produksi listrik di Indonesia. Berapa Mega Watt kebutuhan listrik di Indonesia saat ini dan ke depan. Dipenuhi dari berapa Pembangkit? Di mana saja? Berapa kapasitas masing-masing? Kalau tujuannya adalah energi baru terbarukan, apa saja alternatif tipe pembangkit yang tersedia? Bagaimana transisi dari pembangkit saat ini ke pembangkit hijau? GANTI PEMBANGKIT bisa jadi buku yang mengasyikkan.

Perlu narator untuk menjelaskan transformasi besar itu. Agar mindset energi hijau bisa benar-benar dipahami dan tertanam di benak masyarakat. Abah yang punya pengalaman, wawasan, dan kapabilitas, jelas cocok untuk menarasikan ini. Daripada kita semua GANTI KEPALA.. wkwkwkwk

Kategori :