Mahalnya Pengakuan Sambo

Rabu 03-08-2022,04:01 WIB
Reporter : Syaiful Amri
Editor : Syaiful Amri

JAKARTA, DISWAY.ID - Jumat 8 Juli 2022, sekitar pukul 20:30 beberapa orang Anggota Polri baret biru, datang bersamaan dengan mobil bak terbuka dan ambulance.


Ferdy Sambo berfoto bersama squadnya, satu di antaranya adalah almarhum Brigadir J-Fin.co.id-Jambiindependent.disway.id

Kemudian terlihat kantong jenazah berwarna biru dibawa ke dalam ruang bedah mayat. Jenazah tersebut adalah Brigadir J yang tewas akibat luka tembakan dan beberapa luka-luka yang diduga akibat penyiksaan.

Masih menjadi pertanyaan, bagaimana jenazah Brigadir J dikeluarkan dari rumah Ferdy Sambo? Dan bagaimana Jenazah dibawa ke RS Polri?

Karena jika mengikuti SOP, ambulance yang masuk ke Perumahan Duren Tiga seharusnya menyalakan Sirine ambulance. 

BACA JUGA:Lemkapi: Kepada Para Jenderal Purnawirawan Polisi Jangan Jadi Provokator dan Cari Pangung

Sementara tidak ada warga yang mengetahui kapan dan bagaimana kendaraan yang masuk kemudian keluar membawa jenazah Brigadir J. 

Masih menjadi pertanyaan juga, bagaimana Tim Inafis dan ahli Forensik melakukan pemeriksaan. Karena jika benar mereka datang, seharusnya kondisi dan situasi adalah seperti Tim Inafis dan ahli Forensik yang datang tiga hari setelah tewasnya Brigadir Yosua dan banyak warga yang melihat aktivitas mereka

Namun sekali lagi, saat kejadian 8 Juli 2022 warga tidak melihat aktivitas tersebut. Ini yang seharusnya pula dikejar penyidik Bareskrim Polri, termasuk Komnas HAM yang hingga hari ini Rabu 3 Juli 2022 kerepotan dengan minimnya barang bukti.  

Dari rekaman CCTV di rumah Irjen Pol Ferdy Sambo, ponsel sampai kronologi bagaimana jenazah Brigadir J itu bisa sampai di rumah sakit.

BACA JUGA:Misteri Hilangnya Pakaian Brigadir J, Kamaruddin: Ada Upaya Hilangkan Barang Bukti 

Pengamat sekaligus Pemerhati Kebijakan Publik Jerry Massie mengatakan tidak pernah dijelaskan dalam press rilis atau keterangan dari Polri dan Komnas HAM, bagaimana jenazah itu bisa tiba di rumah sakit.

Menariknya lagi ada upaya Komnas HAM tidak secara utuh menyampaikan data dan temuan yang ada. Padahal sudah dua kali Presiden Jokowi minta kasus ini diungkap sesuai data dan fakta.

“Ketua Komnas HAM sendiri mengakui adanya tingkat kesulitan dalam membongkar kasus kematian Brigadir J. Alat bukti berupa CCTV di rumah Sambo kabarnya rusak, decoder dicopot. Lalu siapa yang mencopot barang bukti itu. Ini belum juga terungkap,” paparnya kepada Disway.id, Rabu 3 Agustus 2022.

Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) ini menambahkan, Menkopolhukam Mahfud MD juga dua kali memberikan penegasan pada kasus kematian Brigadir J.

Kategori :