MEDAN, DISWAY.ID-- Sejumlah baliho bergambar Puan Maharani di Kota Medan, Sumatera Utara dirusak orang tak dikenal (OTK).
Kerusakan baliho yang tersebar di sejumlah titik cukup beragam, di antaranya dengan sobekan besar hingga gambar Puan Maharani tidak terlihat utuh.
Informasinya, baliho yang dipasang dengan bertuliskan ‘Puan Maharani Presiden 2024’ tersebut jumlahnya ratusan di berbagai sudut kota Medan.
BACA JUGA:Motif Pelecehan Putri Candrawathi Apa Kabarnya Setelah Ferdy Sambo Tersangka?
Kini sebagian baliho-baliho itu tidak utuh lagi yang diduga dirusak OTK, seperti baliho yang terpasang di Jalan Letda Sujono, dan baliho di dekat Gerbang Tol Bandar Selamat.
Pengamat politik Indonesia Political Opinion (IPO) Catur Nugroho menilai, motif perusakan tersebut karena rival politik Puan mulai khawatir.
''Ini menandai kekhawatiran rival seiring meningkatnya intensitas relawan Puan Maharani di kota Medan yang bermunculan,” ujar Catur, Selasa 9 Agustus 2022.
Masifnya dukungan relawan di berbagai daerah agar Puan diusung sebagai Capres 2024, menurut Catur, menjadi kekhawatiran bagi parpol lainnya. Sehingga gerakan masif rakyat di akar rumput itu bisa menjadi ancaman bagi parpol lain yang tengah melakukan konsolidasi untuk mengusung capres lainnya.
Catur memuji sikap Puan yang tak ambil pusing atas perusakan yang selama ini tertuju padanya.
BACA JUGA:10 Peristiwa Penting Hingga Irjen Ferdy Sambo Ditetapkan Jadi Tersangka Pembunuhan Brigadir J
Menurut Catur, Puan mewarisi sikap negarawan dari kakeknya, yakni Soekarno.
“Puan selalu alami perisakan/bullying, tapi tidak ada satupun yang membuat Puan marah. Ini sikap seorang negarawan. Puan justru memilih diam dan tetap konsolidasi dengan rakyat,” katanya.
Merespons hal itu, salah satu tokoh pemuda Sumatera Utara Alwi Hasbi Silalahi mengecam perusakan baliho Puan Maharani di kota Medan.
“Sangat disayangkan sekali ya, karena tindakan itu tidak mencerminkan warga medan yang selama ini sangat menjujung tinggi demokrasi dan toleransi,” ujarnya.
Alwi menegaskan, perbedaan pendapat serta pilihan politik hal yang biasa, tetapi perbedaan itu jangan sampai berujung pada tindakan yang merugikan pihak lain.