BACA JUGA:Uji Coba Timnas Indonesia Dibekukan FIFA
Sugeng menjelaskan beberapa waktu lalu tersebar jaringan judi online yang tersebar di masyarakat, meskipun tak jelas asalnya dari mana, namun terlihat ini merupakan jaringan yang sistimatis.
Sugeng menjelaskan bahwa bagan jaringan yang tersebar di masyarakat tersebut merupakan model yang dibuat oleh Polisi dalam melakukan pemaparan sebuah kasus.
“Dokumen tersebut dibuat ‘lawan’ Ferdy Sambo di internal, mereka ingin menggusur Sambo dengan kelompoknya dengan cara penggalangan suara publik,” tabah Sugeng.
“Ini seperti melakukan sebuah akuisisi, di mana Sambo sedang dalam posisi lemah dan mereka ingin melakukan pengambil alihan posisi,” paparnya.
BACA JUGA:5 Cara Ampuh Mencegah Penyakit Jantung Sejak Dini, Waspadai Kolestrol Tinggi
BACA JUGA:Awas 5 Masalah pada Kuku Bisa Pertanda Penyakit Tiroid, Simak Penyebabnya
Terkait dengan geng mafia Ferdy Sambo yang berada dalam tubuh Polri, Sugeng mengatakan bahwa mereka terlihat memberikan perlawanan dalam pengungkapan kasus tewasnya Brigadir J.
Sugeng mengungkapkan bahwa berbagai cara dilakukan oleh kelompk atau geng ini dalam menghalangi pengungkapan kasus tewasnya Brigadir J.
Mereka bergerak dengan sistematis di mana ada melakukan pelobian, merusak TKP, menyebarkan berita bohong, menghilangkan barang bukti serta menyebarkan dana.
BACA JUGA:Komnas HAM Peringatkan Keras Putri Candrawathi Usai Berstatus Tersangka, Kita Tahu...
“Ini kerjanya lengkap bahkan mungkin adanya perlawanan-perlawanan di kemudian selanjutnya,” terang Sugeng.
Konsorsium 303 mulai beredar bebrapa hari lalu di jejaringan sosial media, di mana dalam grafik tersebut mengambarkan tentang hubungan Kekaisaran Sambo dan Konsorsium 303.
Pada gambar yang tersebar di twitter itu berisikan foto dan keterangan tugas sejumlah pejabat Polri termasuk Kapolda Metro Jaya Fadil Imran di bawah komando Ferdy Sambo.
BACA JUGA:Lagu Sambo