BACA JUGA:Gibran Tanggapi Mulut AHY yang Jagokan Prestasi Bapaknya dengan Jokowi
2. Untuk dorong tiga calon, JK dukung AH jadi capres. SP berikan dukungan majunya PM dari PDIP.
Jika umpan ini diambil oleh timses AH dan PM maka 2024 akan jadi killing ground KIB dan PDIP, tidak hanya capres dukungan akan kalah namun coattail effect akan seret turun suara dan kursi anggota KIB dan PDIP.
Skenario ini cukup efektif bagi internal PDIP karena elit partai sedang berlomba dekati calon pengganti MS, salah satunya PM.
Cara paling efektif adalah terus dukung dan yakinkan PM sebagai capres meski elektabilitas dan dampak elektoralnya negatif. Apalagi PM meyakini menjadi presiden adalah birthright.
BACA JUGA:Adian Napitupulu Ledek AHY Plus SBY: Saya Jadi Kasian
3. Jika AH dan PM berhasil dipancing untuk jadi capres, simulasi yg dilakukan perlihatkan mereka akan rontok di putaran pertama. Di putaran kedua akan bertanding AB dan PS.
Berdasar pengalaman di Pilkada DKI, timses AB yakin dapat perbesar koalisi lebih besar dari PS. PDIP dalam putaran kedua kemungkinan akan mendukung PS.
Pemilih suara nasionalis dan pendukung Jkw akan kecewa dan kemungkinan golput. Ini kondisi ideal yang diharapkan timses AB.
4. Permainan akan berubah drastis jika GP dicalonkan oleh salah satu koalisi karena GP berpotensi galang suara Jkw, nasionalis, minoritas, dan adat.
BACA JUGA:AHY Bergaya Tiki-Taka 'Serang' Jokowi, Politisi Gerindra: Carmuk
5. Timses AB menyiapkan grand coalition dari berbagai spektrum politik.
Yakni Islam transnasional (wahabi, IM, ISIS), islam nusantara, nasional, perwakilan kelompok minoritas, mirip dengan yg dilakukan SBY.
Dalam koalisi itu islam transnasional berharap dapat konsesi kementerian strategis dan proyek untuk jalankan proyek ideologis mereka, seperti era SBY.
6. Secara internal masih terdapat ketidaksepahaman siapa yg menjadi capres AB atau AHY.