“Saya profesional. Saya berjuang mati-matian untuk klub yang saya bela,” ujar Evan Dimas.
Meskipun dia lahir di Surabaya dia bertekad bermain profesional dan siap untuk memenangkan laga pada 1 Oktober nanti.
“Yang namanya kita lahir misal ada di Sumatra, di Surabaya, tapi ketika kami bela klub di suatu tempat lain ya harus kita berjuang mati-matian untuk klub itu,” imbuhnya
Kedua orang tuanya tidak keberatan Evan Dimas mengambil jalan yang menantang. Meskipun penuh dengan konsekuensi namun dukungan dari kedua orang tua tidak pernah putus.
“Keluarga saya selalu mensupport saya dimana pun saya berada karena orang tua dan keluarga saya tau saya sebagai pemain profesional ya harus bekerja secara profesional,” beber pemain berusia 27 tahun.
BACA JUGA:Terungkap, AHY Sebut Enembe Alami 2 Kali Intervensi Politik
Menurut Evan Dimas dia harus tampil 1000 persen terhadap klub yang dibelanya dan tidak akan tampil setengah-setengah.
“Dalam artian profesional itu bekerja membela klub itu ya kita harus 100 persen bahkan 1000 persen. Tidak bisa kita setengah-setengah," ujar Evan Dimas.
"Contohnya saya lahir di Surabaya terus saya lawan Persebaya saya main setengah, tidak bisa seperti itu. Saya asli Surabaya saya main di Arema ya jiwa saya harus Arema bermain untuk Arema,” tegasnya.
Soal tekanan menjelang pertandingan, ia mengaku merasakan. Namun ia mempertegas bahwa tekanan bukanlah hal yang baru. Ia memastikan tekanan tersebut tidak akan mengganggu konsentrasinya.
BACA JUGA:Akhirnya, Bawaslu Tolak Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu 2024 Tabloid 'Mengapa Harus Anies?'
“Paling penting kita harus menikmati pertandingan, happy kita harus senang menikmati pertandingan. Kalau kita sudah memikirkan yang aneh-aneh dalam pertandingan sudah susah mau mengembangkan permainan kita,” terang Evan Dimas.
Pertandingan yang akan digelar di Stadion Kanjuruhan, Malang ini akan menjadi motivasi untuk semua pemain.
Ribuan Aremania akan memenuhi stadion dan mendukung langsung kepada pemain.