Yohanes juga mengungkapkan jika permohonannya itu dibalas bentakan dan pukulan di sejumlah bagian tubuh.
"Waktu satu oknum itu berteriak mulai membentak-bentak, itu mulai ada serangan ke saya. Mengarah ke kepala saya. Itu serangan beberapa kali pak, saya ga lihat siapa yang nyerang" tegasnya
"Saya ga lihat orangnya siapa, saya gak lihat identitasnya, mau lihat gimana? saya mau lihat diserang dari kanan dan kiri," sambungnya.
Yohanes juga menunjukkan sejumlah titik luka memar di kepala, punggung dan kaki.
Komnas HAM: Aremania Ingin Peluk Pemain
Suporter Arema FC, Aremania, disebut biang rusuh dalam tragedi Kanjuruhan.
Namun hal tersebut dibantah oleh Komnas HAM. Sebaliknya para suporter yang turun ke lapangan ingin memeluk pemain.
Tragedi Kanjuruhan terjadi pasca kekalahan Arema FC atas Persebaya Surabaya di Stadion 'Kramat' Kanjuruhan, Malang.
Selama 23 tahun Arema FC tak pernah kalah dari Persebaya di Kanjuruhan, namun pada 1 Oktober 2022 itu Bajul Ijo berhasil mematahkan rekor tersebut.
BACA JUGA:Baim dan Paula Datang ke Polres Jaksel, Siap Jalani Pemeriksaan
Akan tetapi kekalahan Arema FC berujung kekecewaan Aremania yang hadir di lapangan.
Awalnya pemain Arema FC memberi gestur meminta maaf usai pertandingan. Tak diduga penonton masuk ke lapangan.
Menurut hasil investigasi Komnas HAM, Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan terkait suporter Aremania itu anarkis membuat kerusuhan dengan turun ke lapangan adalah tidak benar.
Hal tersebut dia yakini setelah dia telusuri dengan terjun langsung ke Malang meminta konfirmasi kepada para suporter serta para pemain Arema FC.
Pada hari Senin, 3 Oktober 2022 lalu, Komnas HAM yang dalam hal ini diwakili oleh Anam menyelidiki penyebab terjadinya Tragedi Kanjuruhan.
Dalam pertemuannya dengan berbagai pihak yang terlibat, dia menemukan fakta-fakta yang berbeda seperti yang diungkit di media massa.