BACA JUGA:RSCM Carikan Penawar Dampak Konsumsi Obat Sirup Mengandung EG
BACA JUGA:Steven Gerrard Resmi Dipecat Aston Villa, The Lion Terpuruk di Zona Degradasi
Ternyata rekannya mengatakan bahwa dr. Tirta bisa saja meninggal dunia apabila tidak sadarkan diri dalam waktu yang lama.
"Untungnya saya masih sadar lagi, kalo kata senior saya, harusnya potensi: lewat alias mati," ujar dr. Tirta.
"Penyebabnya lgi d cari tau: tapi dugaan gangguan detak jantung karena hipotermia parah," tambahnya.
Dr. Tirta mengakui bahwa dirinya sanga jarang bersepeda dalam kondisi 100 persen hujan.
BACA JUGA:Garuda Indonesia Proyeksikan Restrukturisasi Rampung Akhir Tahun Ini
"Serba salah, kalo saya neduh, saya lwt cot, lalu saya trobos ya ga ngira begini urusannya. Kalo rute tanjakan aman2 aja , msh nalar dilewati. elevasi tinggi masih aman banget, avg speed juga 19-21 kpj," tuturnya.
"Setelah discuss dengan dokter senior , keluarga, dan warga saya diminta : mundur karena suspect hipotermia , dan ada suspect gangguan kardiovaskular," tuturnya menambahkan.
Ia pun menyebut sampai perlu waktu berjam-jam untuk memutuskan mundur, karena tak ingin terlihat gagal. Namun, karena ingat keluarga, ia tidak ingin memaksakan kondisi.