Selain Etilen Glikol dan Dietilen Glikol, Menkes Ungkap Zat Ini Penyebab Gagal Ginjal Akut Progresif

Minggu 23-10-2022,11:15 WIB
Reporter : Khomsurijal Wahibudiyak
Editor : Khomsurijal Wahibudiyak

JAKARTA, DISWAY.ID-- Selain Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG), cemaran zat lainnya dinyatakan telah menjadi penyebab pasti gagal ginjal akut progresif (Acute Kidney Injury/AKI) pada anak di Indonesia.

Zat lain di samping Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) itu diketahui sebagai mana telah disampai Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin kemarin.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi menyatakan sudah menemukan penyebab pasti gagal ginjal akut progresif (Acute Kidney Injury/AKI) pada anak di Indonesia.

BACA JUGA:Beredar Daftar Obat Sirup Mengandung Etilen Glikol, Picu Gagal Ginjal Akut, Ternyata BPOM Baru Ungkap Ini

Disebutkan Menkes Budi Gunadi, dengan diketahuinya penyebab gagal ginjal akut progresif pada anak di Indonesia.

Menkes mengatakan, penyebab gagal ginjal akut progresif pada anak telah berhasil diungkap oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama pihak terkait lainnya.

Diketahui dan disimpulkan berdasarkan, hasil penyelidikan patogen yang menjadi cemaran obat sirup bernama Etilen Glikol (EG), Dietilen Glikol (DEG), dan etilen glikol butil ether (EGBE).

Adanya 3 zat itu disebutkan Budi, berdasarkan hasil penelitian patogen pada pemeriksaan PCR dan metagenomik diketahui AKI pada pasien anak yang tengah dirawat dipicu oleh cemaran 3 senyawa kimia tersebut.

"Jika senyawa kimia itu masuk dalam metabolisme manusia, itu mengubah senyawa kimia tadi jadi asam oksalat. Ini berbahaya, kalau asam oksalat masuk ginjal, bisa jadi kalsium oksalat seperti kristal kecil yang tajam merusak ginjal anak," jelasnya.

BACA JUGA:Buka-Bukaan Lagi, Denise Chariesta Bocorkan Cara Cerdik R Ajak Chek In Hotel: Super Jago Banget!

Awalnya, terdapat sejumlah hal yang diduga kuat sebagai penyebab kasus AKI di Indonesia, yakni pengaruh Adenovirus pada pasien Covid-19 yang telah sembuh, leptospirosis, hingga pengaruh EG dan DEG pada obat sirup.

"Adenovirus itu ada di mana-mana, hampir di setiap orang. Cuma 5 persen persentase kematiannya pada pasien AKI, itu normal. Jadi kami berkesimpulan bukan pada Adenovirus," ucap Budi.

Kemudian terkait dugaan pemicu AKI akibat vaksin Covid-19, Budi menegaskan, itu juga tidak terbukti, sebab jumlah kasus AKI berdasarkan kelompok umur didominasi usia 1 – 5 tahun yakni sebanyak 153 kasus, dari total 241 kasus di 22 provinsi di Indonesia.

"Ada yang bertanya apakah ini gara-gara vaksin? Masyarakat di bawah usia lima tahun belum divaksin Covid-19," bebernya.

Penelusuran Kemenkes, imbuhnya, berlanjut pada tes patologi untuk membuktikan penyebab lain, seperti disebabkan virus, bakteri, atau parasit, termasuk leptospirosis.

Kategori :