"Jika semuanya menggunakan manfaatnya total ada 55 kepala keluarga. Kapasitas bisa lebih besar, tapi karena belum semuanya bisa memanfaatkan, ditambah saat ini musim penghujan.
Tandon air bersih ini sengaja dipusat berada di titik yang menurutnya sudah di tengah-tengah.
Ada dua metode bagi warga di bagian atas dan bawah. Lulut menyebut, bagi warga di atas karena belum ada pompa penyedot, maka mereka akan turun.
Sebaliknya, bagi warga yang ada di bawah dapat memanfaatkan fasilitas selang dari masing-masing rumah mereka.
BACA JUGA:Timnas Indonesia U20 vs Turki Besok, Kesalahan Passing Paling Disorot Shin Tae-yong
"Sebagian iya (beberapa warga yang dapat memanfaatkan air bersih) karena kita ngambil titik di tengah-tengah dari lokasi penduduk yang membutuhkan.
"Kenapa kita ambil tengah-tengah, bagi yang atas karena saat musim ini penghujan, itu ngambilnya ke sumur.
"Kalau yang bawah itu bisa ngambil sendiri-sendiri mereka menggunakan selang-selang sendiri," beber Lulut.
Cara Warga Memanfaatkan Wakaf Air Bersih
Selain tandon, akses warga di bawah akan mendapat air bersih dari penampungan ini dengan masing-masing selang-Foto/Dimas/Disway.id-
Sementara itu, Lulut menjelaskan, ada dua metode untuk mendapatkan air bersih bagi warga Dusun Ngasem.
Pertama air dari sungai turut ditampung dengan sistem filterasi, sehingga air menjadi bersih dan dapat digunakan warga.
Sementara metode kedua adalah dengan memanfaatkan fasilitas sumur. Hanya saja sumur ini baru dapat digunakan saat musim kemarau.
"Sumber air ngambil dari atas (sungai) karena saat ini musim penghujan. Jika saat musim kemarau, baru kita manfaatkan air dari sumur. Karena apa? Jika ngambil air dari sumur saat musim penghujan, kita terbebani penggunaan listrik.
Selain tandon yang dapat menampung 24 ribu liter air, sumur yang dapat menghasilkan air digali dengan metode manual dengan kedalaman hingga 12 meter.
"Kapasitas kalau nggak salah 24 ribu liter. Untuk kedalaman sumur masih direncanakan yaitu di kisaran 12 meter.