QATAR, DISWAY.ID-- Piala Dunia 2022 Qatar segera bergulir pada 20 November nanti tapi ternyata tidak semua orang menyambutnya dengan sukacita.
Umumnya, level tertinggi turnamen sepakbola internasional mendapatkan sambutan hangat namun edisi kali ini justru berbeda.
BACA JUGA:Antony Menangis Haru Usai Masuk ke Skuad Timnas Brasil di Piala Dunia Qatar 2022
BACA JUGA:Asmara Terlarang Pelaku Video Porno Kebaya Merah, Pemeran Wanita Pernah Dilecehkan Ayah Tiri?
Tidak sedikit orang yang meminta agar Piala Dunia 2022 Qatar diboikot. Pasalnya, Qatar sebagai tuan rumah dinilai melakukan kejahatan terhadap hak asasi manusia.
Disway.id mengutip dari artikel The Guardian yang terbit pada tahun 2021, dilaporkan bahwa 6.500 pekerja migran dari India, Pakistan, Nepal, Bangladesh dan Sri Lanka meninggal sejak Qatar terpilih sebagai tuan rumah di tahun 2010 lalu.
BACA JUGA:7 Kurir Narkoba Jaringan Malaysia Ditangkap, Polisi Sita Barang Bukti Senilai Rp 10 Miliar
BACA JUGA:Kekecewaan Ancelotti Setelah Real Madrid Telan Kekalahan Pertama di Liga Musim Ini
Dari temuan tersebut, 37 orang dinyatakan meninggal terhubung langsung dengan proyek konstruksi penyelenggaraan Piala Dunia 2022 Qatar.
Organisasi Buruh Internasional menyatakan bahwa jumlah itu diperkirakan lebih kecil dari jumlah yang sebenarnya.
BACA JUGA:Jadwal Liga Inggris Minggu Ini: Liverpool vs Southamtpon hingga MU vs Fulham
BACA JUGA:Teka-teki Video Syur Kebaya Merah Mulai Terdeteksi, Jual Konten Porno di Telegram?
Pasalnya, Qatar tidak mengklasifikasikan pekerja yang tewas karena serangan jantung dan kegagalan pernafasan ke dalam jumlah korban.
Sebagai informasi, serangan jantung dan kegagalan pernafasan merupakan gejala yang timbul akibat bekerja di bawah suhu panas sebagaimana sang tuan rumah berada di wilayah Timur Tengah.
BACA JUGA:Eksepsi Arif Rachman Arifin Ditolak, Majelis Hakim Minta JPU Lanjutkan Pembuktian