BACA JUGA:Jelang Balapan WSBK Mandalika, Dua Pembalap Kawasaki Racing Menyapa Penggemar di Jakarta
Selain tingginya jumlah pekerja yang tewas, tim-tim yang berlaga di Piala Dunia 2022 Qatar juga gencar mengkampanyekan LGBT yang merupakan hal ilegal di negara yang beribu kota di Doha tersebut.
Kampanye LGBT dalam beberapa tahun terakhir tengah digalakkan di dunia sepakbola, khususnya di benua Eropa.
Beberapa tim malah berniat untuk menggunakan atribut yang mendukung LGBT walau hal itu belum diputuskan apakah diizinkan atau tidak oleh FIFA.
BACA JUGA:Harga Emas Antam 8 November 2022 Turun Jadi Rp 950 Ribu per Gram
BACA JUGA:Harga dan Cara Beli Tiket NCT Dream The Movie di CGV, Tayang Mulai 30 November 2022
Dua mantan pesepakbola yang pernah membela Manchester United bahkan secara terang-terangan mengungkapkan ketidaksetujuannya atas penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di Qatar.
Mereka adalah Eric Cantona dan Gary Neville yang menyoroti kegagalan tuan rumah dalam melindungi hak-hak para pekerja.
Timnas Denmark menunjukkan bentuk protesnya dengan cara yang unik yaitu membuat seragam mereka tidak berwarna sebagaimana biasanya.
BACA JUGA:Gagal Menyalip Saat Berboncengan, Seorang Wanita Tewas Terlindas Truk di Kalideres
Buntut dari segala kontroversi ini yang paling baru adalah beberapa kota di Eropa seperti London, Lille, Marseille dan Strasbourg tidak akan menyiarkan pertandingan di tempat umum.
Selain pelanggaran hak asasi manusia yang disoroti, masalah lingkungan yang mungkin timbul akibat penyelenggaraan Piala Dunia 2022 Qatar juga menjadi alasannya