CIANJUR, DISWAY.ID-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, mencatat sedikitnya ada 14 bencana yang terjadi sejak 5 hingga 7 November 2022. Bencana terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi belakangan ini.
Tercatat tanah longsor hingga banjir bandang terjadi di hampir tiap kecamatan di selatan Cianjur yakni Cidaun, Leles, Cikalongkulon, Agrabinta, Sukanagara, Kadupandak, Pagelaran, Tanggeung hingga Takokak.
“Cuaca makin ekstrem, kemarin (Sabtu) kita terima 10 laporan, dan tadi malam (Selasa) kita terima 14 laporan bencana. Semua terjadi karena hujan dengan intensitas tinggi,” ujar Sekretaris BPBD Cianjur, Rudi Wibowo Rabu 09 November 2022.
BACA JUGA:Pemkot Bogor Siaga Hadapi Cuaca Ekstrem yang Berpotensi Bencana Alam
BACA JUGA:Bogor Dikepung Bencana Alam, Atalia Praratya ke Lokasi Pengungsian : Ini Adalah Jawa Barat
Meski begitu, pihak BPBD belum bisa melakukan evakuasi sebelum terjadi bencana, meskipun sudah lakukan kajian mitigasi.
Sampai saat ini, peringatan dini terhadap potensi bencana masih sebatas himbauan. Ketersediaan lahan milik pemerintah dan kajian lokasi masih jadi kendala.
Seperti misalnya, lanjut dia, di salah satu lokasi yakni Kampung Sukamanah RT 03/RW 06 Desa Gelarpawitan Kecamatan Cidaun, BPBD menemukan temukan retakan berpotensi longsor di bukit perkampungan tersebut.
“Disitu sudah ada retakan tanah, namun kita tidak bisa begitu saja mengevakuasi sebelum ada bencana. Kita mau evakuasi kemana?. Kita cuma beri imbauan, kalau hujan 2 jam berturut-turut, segera evakuasi diri. Khusus untuk di Kampung Sukamanah, kita imbau untuk tidak tidur dirumah dulu,” kata Rudi.
BACA JUGA:Jokowi Disebut Mirip Avatar karena Bisa 'Ciptakan' Bencana Alam? Kaesang Pangarep: Sebenarnya Iya...
Untuk membuat lokasi evakuasi, lanjut Rudi, pemerintah harus memiliki lahan sendiri. “Prosesnya panjang untuk itu. Harus ada lahan dulu, harus ada anggaran, harus ada kajian lokasi mana yang sekiranya aman untuk evakuasi,” kata dia.
Sementara untuk alat peringatan bencana, BPBD Cianjur baru memiliki alat Intensity Meter. Jumlahnya ada 16 yang tersebar di seluruh kecamatan di Cianjur. Namun, alat tersebut hanya bisa mendeteksi pergeseran tanah atau gempa.
Sebelumnya, kata Rudi, pihaknya juga telah menerima warning dari Deputi Bidang Pencegahan BNPB melalui Direktorat Peringatan Dini soal lokasi dengan potensi banjir juga tanah longsor. Data tersebut telah diterbitkan sejak akhir Oktober 2022.
"Data itu berdasarkan kajian dari BMKG, itu yang kami teruskan pada camat-camat se Cianjur, agar waspada terhadap potensi bencana," kata Rudi.