BACA JUGA:Cara Menyadap Whatsapp Pasangan Ini Buat Bongkar Gelagat yang Suka Main Belakang
BACA JUGA:2 Aturan Baru BBM, Isi Bensin Nantinya Tak Boleh Sembarangan Pindah-pindah SPBU
Sejarah Lato-lato
Meski sudah populer di Indonesia sejak 30 tahun lalu, namun ternyata, lato-lato bukanlah permainan asli Indonesia. Lato-lato diperkirakan berasal dari Eropa dan Amerika Serikat.
Diperkirakan lato-lato muncul pada akhir 1960-an. Permainan ini pun semakin populer pada awal 1970-an.
Di Eropa, lato-lato sering disebut clackers, click-clacks, knockers, ker-bangers dan clankers. Sedangkan di Amerika Serikat, selain clackers ball, ada juga yang menyebutnya Newton's yo yo.
Tidak sampai di situ, ternyata permainan lato-lato ini sempat dilarang dan ditarik peredarannya oleh Food and Drug Administration (FDA) di tahun 1966.
BACA JUGA:Sinopsis Film M3GAN, Robot Berwujud Boneka Gadis Yang Berujung Teror
BACA JUGA:Cak Imin tak Sepakat Sistem Proporsional Tertutup di Pemilu 2024
Alasannya karena sempat terjadi kasus di mana ada retakan lato-lato yang pecah dan mengenai anak-anak yang sedang memainkannya.
FDA sendiri sebetulnya adalah lembaga yang mengatur mengenai obat dan makanan, namun ia memiliki kewenangan untuk melindungi orang-orang dari permainan bahaya yang mengandung bahan kimia, mudah terbakar maupun radioaktivitas.
Tiga tahun kemudian kewenangan mengenai bahaya permainan diawasi langsung di bawah naungan Child Protection and Toy Safety.
Kaitan dengan Homo Ludens
Mengenai fenomena lato-lato, dosen program studi Ilmu Sejarah Universitas Airlangga (Unair) Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari berpendapat bahwa manusia berperan sebagai homo ludens atau mahkluk yang suka bermain selalu memiliki permainan tren di setiap eranya.
Dalam hal ini, tren permainan anak-anak maupun dewasa akan mengikuti perkembangan ekonomi dan zaman.