JAKARTA, DISWAY.ID-- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) melihat indikasi tingkat kekerasan di Papua pascapenangkapan Gubernur Papua Lukas Enembe oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meningkat.
"Komnas HAM juga menemukan indikasi eskalasi kekerasan di Papua, terutama pascapenangkapan Gubernur Papua Lukas Enembe," kata Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro dikutip dari kanal YouTube Humas Komnas HAM RI, Minggu 15 Januari 2023.
Oleh karena itu, ia mengimbau semua pihak tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat mengakibatkan konflik kekerasan di Papua semakin luas.
BACA JUGA:Tokoh OPM Desak Bebaskan Lukas Enembe, KPK Langsung Sorot Dugaan Aliran Dana: Follow The Money
"Jangan menyebarkan informasi yang akan memunculkan sentimen negatif dan memperkeruh keadaan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Atnike mengapresiasi kepada Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam kunjungan kerja ke Papua beberapa waktu lalu untuk mendukung upaya penanganan pengungsi.
"Komnas HAM berharap TNI dan Polri dapat memberi rasa aman bagi para pengungsi untuk kembali ke rumahnya," tambahnya.
Dia juga meminta kepada TNI dan Polri mengambil langkah yang diperlukan dalam penanganan situasi keamanan di Kabupaten Maybrat, Papua Barat, dengan tetap mengedepankan norma dan prinsip HAM.
Diketahui, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berhasil menangkap Gubernur Papua Lukas Enembe pada Selasa, 10 Januari 2023 siang.
Akibat penangkapan ini, sejumlah simpatisan Lukas Enembe menyerang markas komando (Mako) Kota Raja.
BACA JUGA:Terungkap, Ini Motif Bisnis Anton Gobay Si Pemilik Senpi Ilegal di Filipina
Kericuhan pecah setelah pesawat yang ditumpangi Lukas Enembe bersama rombongan KPK dan Polda Papua lepas landas dari Bandara Sentani.
Sebanyak 19 orang diamankan terkait kericuhan di Mako Brimob dan Bandara Sentani buntut dari penangkapan Gubernur Papua, Lukas Enembe oleh KPK. 19 orang tersebut kini masih dilakukan pemeriksaan.
"Yang diamankan petugas kepolisian kurang lebih 19 orang, termasuk tadi ada yang melempar, ada yang provokator sehingga ini kita sedang melakukan pemeriksaan," kata Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri dalam konferensi pers, Rabu, 11 Januari 2023.
Fakhiri mengatakan dari ke-19 orang itu, satu diantaranya meninggal dunia karena terkena luka tembak.