Terungkap, Ini Motif Bisnis Anton Gobay Si Pemilik Senpi Ilegal di Filipina
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo-Disway.id/Anisha Aprilia-
JAKARTA, DISWAY.ID-Kepolisian Republik Indonesia (Polri) berhasil menemukan motif Anton Gobay (AG), warga Indonesia asal Papua yang membeli senjata api (senpi) ilegal di Filipina.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, Anton Gobay membeli senpi itu untuk dijual kembali di Tanah Papua dengan harga tinggi.
"Tujuan AG membeli senjata api yaitu aspek bisnis karena penjualan senjata api sangat menjanjikan di Papua. AG menyampaikan apabila senjata api tersebut berhasil lolos masuk ke Papua, maka akan menjual kepada siapapun yang sanggup membeli dengan harga tertinggi," kata Dedi dalam keterangannya, Minggu 15 Januari 2023.
BACA JUGA:Irjen Krishna Murti Dalami Hubungan Pilot Anton Gobay dengan Lukas Enembe
Setelah diinterogasi, Anton Gobay mengaku berangkat ke Filipina pada bulan September 2022 melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta menuju Bandara Internasional Ninoy, Filipina dengan transit di Malaysia.
Anton Gobay lalu pergi dari Manila menuju Danao City melalui rute Leite pada bulan Desember 2022 untuk membeli senjata api, dan kemudian dilanjutkan dengan menggunakan mobil jenis Van menuju gensan dengan tujuan akhir Maitum, yang menjadi tempat wilayah pemberangkatan menuju Indonesia.
"AG sudah melakukan survei rute tersebut sebelumnya namun sebelum sampai menuju Maitum, AG telah ditangkap oleh RMFB pada tanggal 7 Januari 2023. AG memilih jalur Davao City karena tidak dilengkapi dengan peralatan X-ray," katanya.
Sebagai informasi, Pilot asal Indonesia bernama Anton Gobay ditangkap otoritas Filipina terkait masalah senjata api ilegal.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua, Kombes Faizal Rahmadani mengungkapkan pilot WNI yang ditangkap di Filipina, Anton Gobay hendak menjual 12 senjata api (senpi) ilegal ke Papua dengan harga tinggi. Senpi itu disebut akan dijual kepada kelompok bersenjata di Papua.
"Dia baru mau mencoba menjual 12 pucuk senjata api, di antaranya 10 jenis AR 15 yang dikumpulkan di Filipina untuk dijual ke Papua, namun belum dipastikan ke kelompok mana karena senjata itu akan dijual ke penawar dengan harga tertinggi," kata Faizal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: