BACA JUGA:Hubungan Asmara Agnes Gracia dan David Dibongkar Netizen, Mario Dandy Bukan yang Pertama
Setelah terkena hantaman keras, otak bisa bertabrakan dengan bagian dalam tengkorak, yang bisa mengakibatkan robeknya serabut saraf.
Cedera terjadi ketika otak bergeser dan berputar di dalam tengkorak.
Hal ini dapat memengaruhi kemampuan berbagai bagian otak untuk berkomunikasi dengan bagian lain, yang dapat menyebabkan masalah neurologis, serta koma, gangguan jangka panjang, hingga kematian.
BACA JUGA:Resmi! Ini Daftar Pemain MU yang Dibawa Erik ten Hag untuk Final Carabao Cup Lawan Newcastle United
Tentang Diffuse Axonal Injury
Hasil rontegen MRI otak setelah mengalami Diffuse Axonal Injury-Foto/Tangkapan Layar/YouTube/Radiology Case -
Diffuse axonal injury (DAI) adalah cedera mikroskopis yang terjadi di akson pada substansia alba di traktus neuron otak, korpus kalosum, dan batang otak.
Biasanya keadaan ini ditandai dengan koma setelah cedera kepala traumatis yang menyebabkan edema dan iskemia pada otak.
Keadaan ini sering berujung pada morbiditas maupun mortalitas.
Penyebab mengalami DAI adalah kecelakaan lalu lintas kendaraan roda dua dengan kecepatan tinggi.
Pasien DAI dengan nilai Glasgow Coma Scale (GCS) yang rendah sering dihubungkan dengan faktor prognostik buruk yang berhubungan dengan mortalitas.
Diagnosis klinis DAI dapat dibuat berdasarkan visualisasi radiologis, namun diagnosis pasti baru dapat ditegakkan dengan pemeriksaan jaringan post mortem.
Pada pemeriksaan makroskopis akan ditemukan gambaran hemoragik pada substansia alba, namun pada autopsi biasanya gambaran tersebut sudah menyusut dan meninggalkan gambaran lesi berwarna cokelat, selanjutnya pada kerusakan yang sudah lama dapat menyebabkan penyusutan volume otak.
Ciri kerusakan pada DAI dibedakan menjadi tiga, yaitu kerusakan supratentorial difus pada akson (derajat I), lesi fokal di korpus kalosum (derajat II), dan lesi pada rostral batang otak (derajat III).