JAKARTA, DISWA.ID -- Turki membangun kembali rumah pasca gempa bumi yang menghancurkan lebih dari 160.000 bangunan di antaranya 520.000 apartemen runtuh atau rusak.
Hingga kini, setidaknya 50.000 lebih korba meninggal dunia akbat gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,8 yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin lalu 6 Februari 2023.
Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat setempat mengumumkan jumlah korban tewas di Turki naik menjadi 44.218.
BACA JUGA:Menko PMK: Misi Tim Kemanusiaan Indonesia Bantu Korban Gempa Turki Sukses!
Dengan jumlah korban tewas terbaru yang diumumkan Suriah sebanyak 5.914, jumlah korban tewas gabungan di kedua negara naik menjadi di atas 50.000 lebih.
Presiden Recep Tayyip Erdogan telah berjanji untuk membangun kembali rumah dalam waktu satu tahun, meskipun para ahli mengatakan pihak berwenang harus mengutamakan keselamatan.
Beberapa bangunan yang dimaksudkan untuk menahan getaran runtuh akibat gempa bumi terbaru.
“Untuk beberapa proyek sudah dilakukan tender dan kontrak. Prosesnya bergerak sangat cepat,” kata seorang pejabat, yang berbicara tanpa menyebut nama dilansir Arabnews, Minggu 26 Februari 2023.
BACA JUGA:Indonesia Kirim 140 Ton Bantuan Ketiga Untuk Korban Gempa Turki dan Suriah
Pihak berwenang mengatakan tenda telah dikirim untuk banyak tunawisma, tetapi orang-orang melaporkan kesulitan mengaksesnya.
Sekolah-sekolah digunakan sebagai pusat distribusi bantuan oleh sekelompok relawan bernama Interrail Turki.
Seorang relawan, Sumeyye Karabocek, mengatakan kekurangan tenda tetap menjadi masalah terbesar.
Pemerintahan Erdogan telah mengalami gelombang kritik atas tanggapannya terhadap kehancuran dan apa yang dikatakan banyak orang Turki sebagai kontrol kualitas konstruksi selama bertahun-tahun.
BACA JUGA:Jokowi Lepas Bantuan Pangan dan Logistik Gempa Turki - Suriah
Rencana awal pemerintah Turki sekarang adalah membangun 200.000 apartemen dan 70.000 rumah desa dengan biaya setidaknya $15 miliar, katanya.