JAKARTA, DISWAY.ID-Kopi adalah minuman yang mengandung kafein. Kandungan ini punya anti oksidan yang tinggi.
Kafein juga dapat merangsang sistem saraf kita sehingga salah satunya akan berefek menangkal kantuk.
Kopi juga dapat menyebabkan efek diuretik atau sering buang air kecil.
Selama menjalani aktivitas puasa, minum kopi diperbolehkan. Akan tetapi, ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar tidak mengganggu kesehatan.
Pecinta kopi tentu tak akan pernah bisa melewatkan momen menikmati kopi, yang bisa jadi sudah merupakan kebiasaannya. Namun bagaimana menyesuaikan jadwal rutinitas minum kopi saat bulan puasa.
Apalagi saat bulan puasa perut lebih banyak kosong, kopi tentu tidak direkomendasikan karena kandungan kafein bisa merangsang asam lambung meningkat, yang justru bisa menjadi pemicu penyakit lain timbul.
Namun ada trik dan tips yang bisa dilakukan untuk dapat tetap menikmati kopi dan bahkan menjadi lebih sehat.
Pertama, hindari dari minum kopi pada saat sahur, karena dapat menimbulkan efek diuretik sehingga menyebabkan dehidrasi pada siang harinya.
Kedua, hindari minum kopi pada saat berbuka puasa, apalagi ketika perut kosong. Kopi juga punya sifat asam yang tinggi dan dapat mengiritasi lambung. Pasien dengan gangguan asam lambung disarankan tidak banyak mengonsumsi kopi.
Ketiga, hindari minum kopi saat malam hari. Karena kopi pada dasarnya dapat mencegah kantuk sehingga dapat mengganggu siklus waktu tidur kita. Sementara, waktu tidur di bulan Ramadan juga sedikit mengalami penyesuaian.
Waktu ngopi yang paling baik yaitu 1-2 jam setelah berbuka puasa. Namun, jangan lupa didahului dengan minum air putih dan makanan ringan.
Selain itu, jumlah konsumsi kopi yang baik atau normal itu maksimal 400 miligram kafein per hari. Sebaiknya, jumlah itu dikurangi selama bulan Ramadan. Bisa dikurangi menjadi 200-300 miligram.
Bagaimana caranya? Jika kita biasanya minum segelas sekali ngopi, mungkin bisa dengan takaran gelasnya yang dikecilkan. Dengan demikian, otomatis jumlah kopi yang diminum juga berkurang. (mam/rb/rit)