Tim Astrofotografi Unibraw terdiri dari M Fauzan Edipurnomo sebagai koordinator dengan Eka Maulana, Waru Djuriatno, M Aswin, dan A A Razak sebagai anggota serta beberapa Pranata Laboratorium Fakultas Teknik.
Menurut tim, Gerhana Matahari total ini disebabkan karena terjadinya konjungsi matahari dan bulan jelang tanggal 1 Syawal 1444 hijriah atau Lebaran 2023.
BACA JUGA:Cek Syarat Ajukan KUR BCA 2023, Siapkan KTP atau SIM!
Eka Maulana menambahkan, gerhana matahari total dapat diamati di sebagian wilayah Indonesia.
Melansir situs resmi BRIN, Gerhana Matahari Sebagian tergolong "spesial" karena "jarang terjadi".
"Di wilayah Indonesia, gerhana Matahari ini akan teramati sebagai gerhana Matahari total (GMT). GMT akan teramati khususnya di wilayah Indonesia bagian timur, sementara di daerah Indonesia lainnya akan teramati sebagai gerhana Matahari parsial," tulis BRIN.
"Gerhana Matahari ini akan teramati sebagai gerhana matahari cincin di wilayah selatan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik," tulisnya lagi.
Di sisi lain, ada dua gerhana lagi yang akan terjadi pada 2023 selepas Idul Fitri. Pada 5-6 Mei, Gerhana Bulan Penumbra akan muncul dan bisa diamati dari arah Tenggara ke Barat Daya untuk zona WIB.
BACA JUGA:Cara Daftar KTP Digital dan Mendapatkan QR Code Aktivasi dari Disdukcapil
Sedangkan untuk zona WITA, gerhana dapat diamati dari arah Selatan ke Barat Daya. Sementara itu, untuk Zona WIT, gerhana dapat diamati dari arah Barat Daya ke Barat.
Sementara Gerhana Bulan Parsial akan terjadi pada 29 Oktober.
Gerhana Parsial tersebut akan memiliki durasi 1 jam 17 menit di hampir seluruh Indonesia kecuali lima provinsi di Papua lantaran tak mengalami kontak akhir sebagian.