JAKARTA, DISWAY.ID - Sebuah studi baru menemukan baha polusi udara dapat menyebabkan kanker paru-paru tanpa sel yang bermutasi.
Diterbitkan di jurnal Nature, penelitian tersebut menganalisis keberadaan kanker paru-paru pada non-perokok, menggunakan tikus sebagai subjek uji.
Para peneliti menemukan bahwa, alih-alih menyebabkan mutasi, paparan polusi mengakibatkan peradangan yang mendorong pertumbuhan tumor di jaringan dengan mutasi yang ada.
BACA JUGA:Sektor Transportasi Sumbang Polusi Udara Terbesar di Indonesia, Terutama Kendaraan Motor!
Melansir dari New York Post, mutasi penyebab kanker secara alami terakumulasi seiring berjalannya waktu, menurut profesor Charles Swanton, dari Institut Francis Crick London, salah satu penulis penelitian.
"Kami telah menunjukkan bahwa polusi udara membangunkan sel-sel ini di paru-paru, mendorong mereka tumbuh dan berpotensi membentuk tumor," kata Swanton dalam sebuah pernyataan.
Secara global, polusi udara menyebabkan sekitar 9 juta kematian yang “dapat dicegah” setiap tahun, sebagaimana Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan 99% dunia menghirup udara beracun.
Meskipun kanker paru-paru sering dikaitkan dengan mereka yang merokok, polusi udara juga dapat memicu penyakit mematikan tersebut.
BACA JUGA:PDIP Kecam Pemprov DKI Beli Mobil Listrik: Bukan Solusi, Tetap Saja Timbulkan Kemacetan dan Polusi!
"Idenya adalah bahwa paparan karsinogen dapat meningkatkan kanker tanpa benar-benar melakukan apa pun pada DNA," kata ahli genetika medis Serena Nik-Zainal, dari University of Cambridge, dalam sebuah pernyataan. “Tidak setiap karsinogen adalah mutagen.”
Untuk menyelidiki fenomena tersebut, Swanton mengerahkan timnya. Mereka mengumpulkan data lingkungan dan epidemiologis dari Taiwan, Korea Selatan, Kanada, dan Inggris, dengan fokus pada individu yang membawa mutasi pada gen EGFR, yang mereka klaim lebih sering terjadi pada non-perokok.
Meniru mutasi gen pada tikus, tim peneliti kemudian memaparkan hewan pengerat tersebut ke polusi udara, atau partikel 2.5 (PM2.5), mengamati kurangnya mutasi sel dan peningkatan peradangan.
"Mekanisme utama polusi udara menyebabkan kanker bukan karena induksi mutasi baru," kata Allan Balmain, seorang peneliti kanker di University of California, San Francisco, dalam sebuah pernyataan. "Peradangan berkelanjutan itulah yang menjadi kronis yang penting agar sel-sel yang bermutasi ini tumbuh menjadi tumor."
BACA JUGA:Bupati Tangerang Tersinggung, Anies Bilang Polusi Udara Akibat Industri Daerah Penyangga
Penulis penelitian menulis bahwa mereka “menemukan hubungan yang signifikan antara tingkat PM2.5 dan kejadian kanker paru-paru untuk 32.957 kasus kanker paru-paru yang digerakkan oleh EGFR” yang termasuk dalam kumpulan data yang dianalisis.