Dalam hal ini, operasi Teknologi Modifikasi Cuaca merupakan hasil dari kerjasama BRIN dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan TNI Angkatan Udara.
Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan berbicara soal isu cuaca panas dan potensi kekeringan di pertengahan tahun 2023-Foto: instagram @luhut.pandjaitan-
BACA JUGA:Lina Mukherjee Jadi Tersangka Konten Makan Kriuk Babi, Malah Ucap Syukur: Makasih Hujatan dan Cacian
Seperti yang diketahui, BMKG akan menjadi peran utama dalam memberikan dan memasok data informasi cuaca, awan dan arah angin.
Sedangkan TNI Angkatan Udara akan menyediakan armada pesawat khususnya untuk operasi modifikasi cuaca yang bertujuan dalam mitigasi bencana.
Jika nantinya, setiap provinsi sudah mengeluarkan siaga El Nino Ekstrem maka, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) siap membiayai dengan anggaran siap pakai kebencanaan.
Diharapkan, dengan adanya Teknologi Modifkasi Cuaca bisa mengurangi dampak hebat dari El Nino ataupun kemarau panjang akibat kekeringan dari suhu permukaan yang panas.
Menurut BKMG, El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Pemanasan SML ini dapat mengurangi curah hujan di Indonesia, sehingga memicu terjadinya kondisi kekeringan.