7. Tari Topeng Berasal dari Cirebon
Tari topeng merupakan tarian daerah Cirebon yang sangat populer di semua kalangan, baik kalangan kraton maupun masyarakat jelata.
Saking populernya, Sunan Gunung Jati menggunakan tarian ini sebagai media dakwah saat menyebarkan agama Islam di Jawa Barat.
Para penari topeng biasanya mengenakan 5 jenis topeng yang berbeda-beda. Tiap topeng memiliki nama dan wataknya masing masing.
Topeng panji, contohnya, menyimbolkan bayi yang masih bersih dari dosa, sedangkan topeng pamindo merupakan kesatria, sementara topeng patih menggambarkan kedewasaan.
8. Tari Bedhaya Berasal dari Yogyakarta
Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan tarian daerah. Salah satu tarian daerah yang populer adalah tari bedhaya. Tarian yang biasanya ditampilkan oleh penari perempuan ini dulunya dipertunjukkan untuk kalangan keraton saja.
Tarian ini bercerita tentang sosok spiritual yang diyakini sebagai penguasa dunia kebatinan di pantai utara Jawa, Nyi Roro Kidul.
Tari Bedhaya banyak menampilkan gerakan gerakan-gerakan gemulai bertempo lambat. Bedhaya Ketawang dimainkan dengan diiringi perangkat gamelan lengkap.
9. Tari Serimpi Berasal dari Yogyakarta
Sama seperti bedhaya, pada awalnya tari serimpi merupakan tari yang haya dipentaskan di keraton saja.
Tarian ini konon dipentaskan ketika ada peristiwa penting dalam keraton seperti pergantian pejabat tinggi.
Tari serimpi sendiri banyak jenisnya, contohnya, serimpi genjung, serimpi babul layar, serimpi bondan, serimpi anglir mendung dan serimpi dhempel. Biasanya, tarian ini dimainkan oleh empat penari yang melambangkan api, air, angin dan tanah dan berpakaian layaknya putri keraton.
10. Tari Gambyong Berasal dari Solo
Pada perkembangannya, tarian ini terus berkembang dengan koreografi yang bermacam-macam. Tarian ini sebenarnya berakar dari tayub, sebuah tarian rakyat yang biasa dimainkan ketika pesta panen.
Namun, pihak kraton membawa tarian ini dan mengembangkannya menjadi tarian yang luwes dan penuh dengan gerakan indah yang sanggup membius mata.