Oleh karena itu, kata Yusri, pemberlakuan SIM tidak bisa berlaku seumur hidup. Kata Yusri setiap manusia memiliki pasang surut dari sisi kesehatan jasmani maupun rohani. Untuk itu, diperlukan pengujian guna memastikan kondisi tubuh fit dan layak berkendara.
"Manusia itu gak bisa dibilang selamanya dia itu utuh kesehatannya maupun psikologinya. Sehingga perlu kami uji kesehatannya lagi dan juga bagaimana kejiwaannya," katanya.
"Mungkin sekarang kamu baik, tapi mungkin tahun depan kamu jadi gila. Terus kamu bisa enggak bikin SIM lagi tahun depan? itulah harus kita uji psikologinya. Kan harus ada surat keterangan," sambung Yusri.
Yusri menjelaskan apabila SIM diberlakukan secara seumur hidup maka polisi tidak bisa menilai perubahan kondisi fisik ataupun psikologi pemilik SIM jika berlaku seumur hidup. Masa berlaku SIM itu kata Yusri juga sama dengan negara-negara lain.
"Ya itulah diambil kebijakan kenapa (masa berlaku SIM), seluruh dunia sama," tambah Yusri.